FaktualNews.co

Cuaca Buruk, Petani Garam di Sumenep Merugi

Ekonomi     Dibaca : 2295 kali Penulis:
Cuaca Buruk, Petani Garam di Sumenep Merugi
Petani garam di Sumenep, Madura.

SUMENEP, FaktualNews.co – Para petani garam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, harus kembali mengelus dada. Bagaimana tidak, buruknya cuaca membuat produksi garam para petani ini hancur.

Hujan lebat yang terus menerus mengguyur sejak beberapa hari yang lalu, membuat mereka merugi. Padahal sebagian besar lahan pegaramaannya sudah mulai mengkristal dan hanya butuh waktu satu bulan lagi bisa panen.

Petani garam rakyat asal Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Moh Azzam (30) mengaku, garamnya rusak akibat buruknya cuaca pada pergantian musim penghujan ke kemarau tahun ini.

“Rusak, semua. Saat ini kami bingung, mau mengganti lahan pegaraman yang hancur dengan melakukan peminian garam lagi, sebab takut malah kita akan mengalami hal yang sama seperti proses pembuatan garam sebelumnya,” terangnya, Sabtu(1/7/2017).

Ia dan para petani garam rakyat di Kabupaten Sumenep ini memilih untuk menunggu perkembangan cuaca kemarau ini. Sehingga dipastikan untuk penanaman lembali benih pegaraman akan tertunda hingga cuaca kemarau benar-benar baik.

“Daripada rugi, kami lebih baik menundan pengarapan pegaraman ini, daripada cuaca masih tetap tidak menentu. Karena jika dipaksakan, makan bukan tidak munhkin petani gatam akan mengalami kerugian besar,” imbuhnya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya pada bulan Juni ini sudah merupakan masa panen. Namun sejak dua tahun terakhir ini ini harus tertunda karena kemarau basah. Kondisinya sama dengan musim kemarau tahun 2016 lalu.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kabupaten Sumenep, Ahmad Subakti, mengakatan, hujan turun pada musim kemarau tahun ini karena memang musim kemarau tahun ini merupakan kemarau basah.

Hujan turun di musim kemarau ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pertengahan Bulan Juli mendatang. ” Intensitas hujannya memang biasa-biasa saja, tetapi akan cukup merusak bagi tanaman tembakau, termasuk juga untuk budidaya garam,” ungkapnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin