Terbangkan Balon Udara Raksasa, Cara Warga Kota Santri Rayakan Lebaran Ketupat
JOMBANG, FaktualNews.co – Masyarakat Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ternyata mempunyai cara unik untuk merayakan Lebaran ketupat atau biasa disebut Kupatan, Minggu, (2/7/2017). Tak hanya dengan kenduri makan ketupat bersama, tapi ratusan warga ini punya tradisi menerbangkan balon udara raksasa bersamaan di tiap musala.
Usai shalat subuh, ratusan warga Desa Bandung mulai berduyun-duyun memadati Musala Baiturrahim. Dengan tumpeng ketupat sayur di tangan, mereka nampak ceria berbalut busana baru lebaran.
Tradisi kenduri atau selamatan pun dimulai. Ujung kalimat doa dari tokoh agama yang memimpin, menjadi tanda bagi warga untuk santap bersama. Suasana rukun, guyub begitu kental.
“Tradisi seperti ini sudah sejak 80 tahun lalu. Kenduri ketupat ini artinya kami saling memaafkan kesalahan sesama. Karena segala kesalahan akan dimaafkan Allah SWT,” kata tokoh agama Desa Bandung, Masruri, MInggu (2/7/2017).
Selain kenduri ketupat, Desa Bandung ternyata punya tradisi yang bertahan sejak 80 tahun lalu. Balonan namanya. Konon nama tradisi ini berasal dari kata dari Bahasa Arab, ‘billaun’. Masyarakat memaknainya sebagai aneka macam kegiatan selama bulan Ramadan hingga hari raya Idul Fitri.
Balonan merupakan salah satu kegiatan itu. Sebagai penutup perayaan lebaran ketupat, warga secara serempak menerbangkan balon udara raksasa dari setiap musala di Desa Bandung.
Sedikitnya, 200 balon udara dilepaskan warga setempat. Tak pelak, langit pagi di Desa Bandung pun berhiaskan balon warna-warni menyerupai ruang pesta terbuka.
“Kalau melepaskan balon-balon maknanya kebersamaan dalam melepaskan dari segala kesedihan, kesusahan untuk membentuk kehidupan yang baru lagi,” terang Masruri.
Tradisi Balonan dan Kenduri Ketupat pun berakhir seiring lenyapnya ratusan balon udara di cakrawala. Dengan suka cita, warga Bandung kembali ke rumah mereka masing-masing.