Nasional

Unik, Tradisi Kirab Gunungan Ketupat dari Coklat di Blitar

BLITAR, FaktualNews.co – Ribuan masyarakat di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tumplek blek mengikuti acara kirab gunungan ketupat coklat, Minggu (2/7/2017). Gunungan Kupat (ketupat) setinggi 1,5 meter diarak keliling kampung sejauh 10 kilometer, untuk kemudian diperebutkan sebagai simbol ucap syukur memperingati Lebaran ketupat atau kupatan.

Gunungan kupat coklat tersebut diarak elintasi ruas jalan mengelilingi Kampung Plosorejo. Ribuan warga antusias menyaksikan jalannya kirab yang diiring pula oleh kelompok rebana melantunkan pujian salawat nabi.

Menempuh jarak sekitar 10 kilometer, Kirab Gunungan ketupat coklat keliling desa berakhir di agrowisata Kampung Coklat. Gunungan ketupat kemudian diletakkan di atas karpet di depan panggung.

Sebagian pengunjung yang sudah lama menunggu di lokasi langsung duduk berkerumun mengelilingi gunungan ketupat.

Setelah mendengarkan ceramah dan berdoa bersama, para pengunjung langsung berdiri berebut gunungan ketupat.

“Jangan berebut, nanti dibagikan semua akan kebagian,” teriak panitia melalui pengeras suara untuk meredam aksi pengunjung yang saling berebut ketupat.

Kirab gunungan coklat tersebut rutin diselenggarakan setiap tahun pada lebaran ketupat atau tujuh hari pasca Lebaran Idul Fitri. Yang membedakan dengan tempat lain, ketupat di tempat ini berwarna coklat. Bahan pembuatan ketupat campuran beras dengan bubuk coklat.

Seorang pengunjung asal Trenggalek, Muhammad Hamzah (45), mengaku sudah empat kali melihat kirab gunungan ketupat di agrowisata tersebut.

Padahal, di Trenggalek juga terkenal dengan festival ketupat tiap Lebaran. Tetapi, bagi Hamzah ketupat di Trenggalek berbeda dengan di Kampung Coklat. “Di sini ketupatnya beda dengan tempat lain,” ujarnya.

Sementara itu, pemilik Agrowisata Kampung Coklat, Kholid Mustofa (43), menuturkan jumlah ketupat yang dibuat tahun ini sebanyak 2.500 biji. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 1.500 biji.

“Pembuatannya dibantu tetangga. Ada enam kepala keluarga yang membantu membuat ketupat,” katanya.

Menurutnya, kegiatan tersebut rutin diselenggarakan tiap tahun. Lebaran tahun ini merupakan kali keempatnya diselenggarakan kirab gunungan ketupat coklat. Kegiatan itu untuk melestarikan tradisi kupatan tiap Lebaran.

“Hanya saja ketupatnya kami kemas berbeda dengan warna cokelat,” tukasnya.