Nasional

Sempat Syok, Keluarga Ikhlaskan ‘Kepergian’ Peltu Budi Santoso

SIDOARJO, Faktualnews.co – Puguh Sarwono, kakak kandung Peltu LPU Budi Santoso, mengaku sempat syok kala mendengar adik sulungnya menjadi salah satu korban dari jatuhnya Helikopter HR 3602 milik Basarnas.

Pada Minggu, 2 Juli 2017 petang kemarin, Helikopter HR 3602 milik Basarnas yang sedang dalam perjalanan ke kawasan Gunung Dieng terjatuh akibat menabrak tebing di Gunung Butak, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah.

“Keluarga sempat syok mendengar kabar adik saya salah satu korban jatuhnya Helikopter, namun pihak keluarga sudah mengiklaskan,” katanya kepada Faktualnews.co, Senin (3/7/2017).

Ditemui di rumah duka, Puguh Sarwono menuturkan, pihak keluarga mendengar kabar adik bungsunya menjadi korban jatunya helikopter tersebut dari pemberitaan di stasiun televisi.

“Keluarga tahu setelah memantau berita di TV, kan lagi ramai berita tiba-tiba dalam berita muncul nama adik saya,” jelas pria 48 tahun itu.

Saat melihat berita itu, kata Puguh Sarwono, pihak keluarganya masih belum yakin jika Peltu Budi turut menjadi korban.

“Keluarga sempat belum yakin, namun setelah keluarga didatangi pihak teman sedinas (TNI AL), baru keluarga percaya, sempat syok,” tutur.

Puguh mengaku, saat ramainya pemberitaan di Tv jatuhnya helikopter itu, dirinya sempat mengirim pesan singkat kepada adiknya.

“Kon tugas nandi saiki (Kamu tugas dimana sekarang, red)” demikian tulisan pesan singkat yang dikirim Puguh kepada Peltu Budi, sekitar jam 10 malam, namun tidak ada jawaban.

Peltu LPU Budi Santoso merupakan putra bungsu dari tiga bersaudara. Dia dan keluarganya bertempat tinggal di Perum Jala Griya TNI AL Blok M1 Nomor 2, Rt 24, Rw 5 Desa Karangtanjung, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur.

Anggota TNI AL dari Korps Skuadron 400 Wing Udara I Pespenerbal Lanudal Djuanda itu meninggalkan seorang istri bernama Suluk Dwi dan seorang putri Saraswati, yang kini masih kelas XII di bangku SMK.

Pengakuan Puguh, adik bungsunya itu saat lebaran sempat mengunjungi kerabat dan keluarga. “Silaturohim itu pada hari kedua, almarhum hari pertama jaga. Beliau kemudian mendapat tugas dan berangkat tanggal 29 Juni kemarin, baru dapat kabar kemarin malam itu,” jlentrehnya.

Budi kini sudah pergi untuk selamanya, namun, kenangan semasa hidup tidak mudah dilupakan begitu saja. “Saya sangat terkenang dengan adik saya saat bercanda, dia itu suka bercanda, jiwa sosialnya tinggi dan tanggung jawab,” kenangnya.

Jenazah di makamkan di tempat pemakaman islam Desa Bligo, Kecamatan Candi, Sidoarjo dekat dengan ibu kandungnya, almarhum Amnah. Proses penerimaan jenazah dan pemakaman dengan proses kemiliteran, jenazah tiba sekitar pukul 12.30 wib.

Selain Budi, ada dua korban lainnya ya g gugur dalam tugas juga berasal Sidoarjo yakni Kapten Laut Solihin, warga Jalan Citarum Nomor 8 Rumdis Lanudal Djuanda dan Serka MPU Hari Marsono, warga Rt 2, Rw 3 Desa Bringin Bendo, Taman, Sidoarjo.