FaktualNews.co

BMKG: Puncak Kemarau Terjadi Bulan September 2017, Waspada Kekeringan dan Kebakaran Hutan

Peristiwa     Dibaca : 1764 kali Penulis:
BMKG: Puncak Kemarau Terjadi Bulan September 2017, Waspada Kekeringan dan Kebakaran Hutan
Perkiraan cuaca. (Ilustrasi/Kompas/Johanes Galuh Bimantara)

PASURUAN, FaktualNews.co – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas II, Tretes, Kabupaten Pasuruan, memperkirakan puncak musim kemarau terjadi pada bulan September 2017 mendatang.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan, Suwarto, mengatakan pada puncak kemarau nanti suhu permukaan tanah mencapai rata-rata 30 derajat celsius hingga lebih 33 derajat celsius.

Dengan kondisi suhu panas itu, bisa menyebabkan terjadinya kekeringan akibat sumber mata air menyusut hingga keretakan tanah, terutama pada lahan-lahan pertanian.

Selain itu, Suwarto meminta masyarakat untuk mewaspadai ancaman kebakaran hutan di kawasan pegunungan wilayah Pasuruan, lantaran tersulut oleh panas suhu tanah yang terbilang cukup tinggi.

“Karena matahari di bulan September tersebut akan berada tepat di garis katulistiwa. Kemungkinan kemarau berakhir Oktober nanti,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika (Kesgeo) Pasuruan, Suwardi membenarkan, bahwa sebagian besar wilayah Jawa Timur sudah memasuki musim kemarau, tak terkecuali wilayah Pasuruan. Hanya saja untuk beberapa hari ke depan masih terdapat hujan dengan skala kecil.

“Meskipun musim kemarau, hujan masih berpeluang terjadi hingga 7 hari ke depan, terutama di daerah Puncak Tretes dan sekitarnya,” tuturnya.

Lebih rinci dikatakan, pada bulan Agustus, air hujan di Pasuruan akan turun dengan curah maksimal 20 mm, sehingga kuantitas maupun volume hujan yang akan turun dinilai sangat sedikit.

Sementara itu, untuk tahun ini disebut tidak terdapat kondisi ektrim yang bisa menyebabkan diantaranya cuaca buruk berupa hujan badai di tengah lautan.

Dan untuk saat ini tinggi gelombang pada permukaan laut di daerah Pasuruan hingga Probolinggo terpantau masih pada batas normal.

“Dari data yang saya dapat gelombang laut hanya 1,5-3 meter. Jadi para nelayan masih cukup aman untuk berlayar,” pungkas Suwardi.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul