FaktualNews.co

Waduh, Anggota Dewan Sumenep Sebut Montorna Sebagai Desa Terisolir

Parlemen     Dibaca : 1233 kali Penulis:
Waduh, Anggota Dewan Sumenep Sebut Montorna Sebagai Desa Terisolir
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Syaiful Bari. (FaktualNews/Supanjie)

SUMENEP, FaktualNews.co – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Syaiful Bari, menyebut Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan, sebagai desa tertinggal atau terisolir.

“Pemerintah harus turun, karena di sana (Desa Montorna) bisa disebut desa yang sangat terisolir,” katanya, Kamis (13/7/2017).

Ketertinggalan Desa dimaksud tidak hanya di bidang ekonomi, termasuk juga infrastruktur. “Hampir semua jalan desa belum tersentuh perbaikan,” ujarnya.

Dia mencontohkan, jalan yang belum tersebuth perbaikan, diantaranya adalah jalan desa yang menghubungkan Dusun Delima dengan Dusun Tonunggul dan Dusun Tonunggul dengan Dusun Komis.

“Dua jalan itu hingga saat ini mampaknya belum mendapatkan perbaikan. Padahal, di Dusun Tanonggul banyak lembaga pendidikan,” beber Syaiful Bari.

Kalau dari arah timur sudah ada pengerasan, namun saat ini rusak kembali. Kalau jalan ke utara memang tidak pernah diperbaiki. “Jadi, kalau lewat sana bawa mobil harus hati-hati, jika tidak bisa membahayakan keselamatan,” tambah politisi dari Dapil IV itu.

Tidak hanya itu, program kelistrikan juga belum memadai. Banyak masyarakat yang menikmati penerangan listrik melalui jalur PLN Kabupaten Pamekasan. “Resikonya, biaya yang dikeluarkan masyarakat mahal dibandingkan menyambung dari PLN Sumenep,” tandas Syaiful Bari.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta Bupati Sumenep memperhatikan Desa Montorna sehingga lepas dari ketertinggalan. Selama ini perbaikan infrastruktur dan pengadaan jaringan serta tiang listrik dengan cara patungan.

“Untuk kelistrikan kami minta Pak Bupati A Busyro Karim paling lambat 2018 sudah selesai. Kasihan masyarakat di sana,” ujar Syaiful Bari.

Desa Montorna terletak di perbatasan antara Kabupaten Sumenep dengan Kabupaten Pamekasan. Sementara jumlah hak pilih sekitar 6 ribu.

Sementara itu, Bupati Sumenep A Busyro Karim belum bisa memberikan keterangan. Saat dihubungi melalui sambungan teleponnya tidak menjawab meskipun nada sambungnya terdengar aktif.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i