FaktualNews.co

Kisah Perempuan Lumpuh yang Menjadi Korban Kebakaran di Nganjuk

Peristiwa     Dibaca : 2683 kali Penulis:
Kisah Perempuan Lumpuh yang Menjadi Korban Kebakaran di Nganjuk
Korban kebakaran yang menderita lumpuh semasa hidup, Putri Jumani (kiri) dan jenazah saat dievakuasi. FaktualNews.co/Kuswanto/

NGANJUK, FaktualNews.co – Nasib nahas menimpa Putri Jumani (21), warga Desa Ngepeh, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, perempuan yang menderita penyakit lumpuh ini tewas terpanggang setelah tak bisa menyelamatkan diri dari peristiwa kebakaran yang menghanguskan rumah orangtuanya, Minggu (16/7/2017) sekitar pukul 10.00 WIB.

Sebelum peristiwa nahas kebakaran ini, Putri Jumani yang menderita lumpuh selama puluhan tahun. Karena faktor ekonomi, ia hanya bisa pasrah menunggu pengobatan lantaran tak punya biaya untuk berobat.

Kondisi perempuan muda ini cukup memprihatinkan, semakin hari penyakit yang dideritanya kian parah. Mirisnya, selama puluhan tahun menderita lumpuh, Putri hanya tergeletak sehingga membuat kondisinya memburuk.

Putri yang tinggal bersama ibunya bernama Dasinem (73) di Dusun Sonanggan Desa Ngepeh di rumah reok yang tidak layak huni, sebagian dinding rumahnya terlihat bolong, begitu juga sebagian atap rumahnya yang terbuat dari genteng sudah bocor.

Putri hanya bisa pasrah, kedua tulang kakinya kaku dan mengecil hingga tak mampu lagi bergerak. Bahkan, akibat penyakit yang menyerangnya membuat kedua telapak kaki Putri menghitam dan terkelupas.

“Kami sangat prihatin dengan peristiwa ini. Sudah puluhan tahun adik Putri Jumani menderita sakit ini, siang dan malam tak bisa tidur,” kenang Kordinator Relawan RAPI Kabupaten Nganjuk Eka Basuki, Minggu (16/7/2017).

Ia menuturkan, faktor ekonomi menjadi penyebab Putri tak pernah mendapat perawatan medis. Ia hanya bisa pasrah karena sadar penyakit yang dialaminya sulit disembuhkan, keluarga korban memang pas-pasan yang bisa diandalkan untuk meringankan beban hidup.

“Dari keterangan warga, keluarga Dasinem setiap hari kesulitan untuk makan dan mengandalkan uluran tangan warga lainnya,” katanya.

Nasib sudah menjadi bubur, itulah yang dialami warga miskin yang saat ini sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah, terutama untuk biaya pengobatan orang yang butuh bantuan, apa daya hanya orang miskin suara dan terikanya sama sekali tak dihiraukan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul