FaktualNews.co

Hari Pertama Sekolah, Siswa SD di Pacet Mojokerto Diajak Simulasi Tanggap Bencana

Pendidikan     Dibaca : 2290 kali Penulis:
Hari Pertama Sekolah, Siswa SD di Pacet Mojokerto Diajak Simulasi Tanggap Bencana
Siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sajen, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, saat simulasi bencana. FaktualNews.co/Khilmi S Jane/

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sajen, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, berhamburan ke luar ruangan untuk mencari perlindungan setelah mendengar alarm tanda bencana yang tiba-tiba dibunyikan.

Itulah yang tergambar dalam kegiatan simulasi tanggap bencana yang dilakukan pihak sekolah pada hari pertama masuk di tahun ajaran baru.

Kawasan Kabupaten Mojokerto menjadi wilayah kedua yang mendapat prioritas pertama karena sering mengalami bencana alam.

Membuat mahasiswa dari Psychological First Aid For Disaster Fakultas Psikologi Ubaya memberikan edukasi kepada pelajar SD Negeri 2 Sajen, Kecamatan Pacet, Senin (17/7/2017).

Pemberian materi tanggap bencana yang dikonsep melalui orientasi sekolah ini, rupanya dapat dengan mudah dicerna oleh para siswa-siswi di SD Negeri 2 Sajen. Disetiap kelas, anak-anak diberikan empat materi tanggap bencana oleh satu orang pemateri. Dengan membawa visual media, para pelajar tampak antusias menyimaknya.

Materi yang diberikan pertama adalah pengenalan potensi bencana alam. Mulai dari gempa bumi, banjir, puting beliung dan tanah longsor, divisualkan melalui media gambar yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam satu media visual, satu bencana alam diberikan penjelasan secara detail. Misalnya saja gempa bumi, ketika terjadi gempa bumi maka apa yang harus dilakukan untuk pertama kali.

“Anak-anak diberikan pembekalan ketika ada gempa bumi, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah melindungi kepala, kemudian kalau berada di dalam ruangan maka segera masuk ke dalam kolong meja. Dan yang terakhir hindari kaca. Dan ini kami sampaikan melalui nyanyian,” kata Dosen Psikologi Ubaya Listyo Yuwonto.

Pengenalan tanggap bencana ini sengaja menyasar anak-anak yang masih belia karena cenderung memiliki psikologis yang lebih lama mengalami trauma ketika ada bencana alam. Sebab selama ini, anak-anak yang menjadi korban bencana alam akan mengalami trauma yang dapat mempengaruhi psikologis hingga di masa depan.

“Anak itu sangat mudah mengingat. Ketika mereka tinggal di daerah yang sering terjadi bencana, maka sudah seharusnya mereka lebih paham ketika nantinya ada bencana alam. Kenapa kita berikan dihari pertama, karena kebanyakan sekolah pada hari pertama hanya untuk pengenalan dan cenderung kosong. Kenapa tidak kita berikan materi tanggap bencana yang dikonsep dengan simulasi secara langsung supaya mereka lebih paham,” jelasnya.

Setelah pemberian materi di dalam ruangan, anak-anak pun kemudian mengikuti simulasi di luar ruangan. Mulai dari mencari tempat titik kumpul aman pertama sesaat setelah bunyi alarm bencana dinyalakan, hingga pemanasan yang bertujuan untuk menghilangkan trauma anak. Dan yang terakhir, anak-anak ini diberikan bekal bagaimana menyalakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul