JOMBANG, FaktualNews.co – Tak hanya di Desa Ketapang Kuning, Kecamatan Ngusikan, beras pra-sejahtera (Rastra) tak laik konsumsi yang disalurkan Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan di Mojokerto, juga diterima warga Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Bahkan kondisinya lebih parah.
Kepala Dusun Dadirejo, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Ahmad Saiku mengatakan, kondisi rastra yang diterima kali ini bekualitas rendah. Tak hanya berwarna kuning dan penuh dengan menir, namun kondisi beras sudah rusak.
“Berasnya itu penuh dengan sarang laba-laba. Bahkan ada sebagian yang menggumpal, mirip jamur. Saya tidak tega lihatnya. Maka itu langsung kita tolak,” ungkap Ahmad Saiku saat dihubungi FaktualNews.co, Jumat (21/7/2017).
Menurutnya, dari 377 sak beras yang diterima Desa Ngrimbi, hampir seluruhnya berkualitas sangat buruk dan tak laik untuk dikonsumsi. Sehingga, pihaknya bersama dengan masyarakat desa memilih untuk menolak beras yang disalurkan untuk warga kurang mampu itu.
“Kemarin langsung kita tolak. Masak manusia di berikan makan seperti itu. Kasihan warga, mereka sudah tidak mampu tapi kemudian diberi beras jatah yang kondisinya seperti itu,” terangnya.
Tak hanya menolak, pihaknya juga meminta Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan di Mojokerto untuk mengganti beras tersebut dengan kualitas yang lebih baik. Sehingga, beras bantuan dari pemerintah itu laik untuk dikonsumsi warga.
“Kami memang meminta untuk menggantinya. Katanya hari ini mau di ganti, tapi saya belum mendapatkan informasi lagi. Kalau memang yang datang hari ini kondisinya masih sangat buruk, ya kita tolak lagi. Kasihan warga kami kalau harus makan beras yang kualitasnya seperti itu,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, beras pra-sejahtera (Rastra) yang disalurkan Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan di Mojokerto, ditolak aparatur Desa Ketapang Kuning, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sebab, kualitas beras yang dibagikan untuk warga miskin ini, tak laik konsumsi.
Kepala Desa Ketapang Nur Wahid mengatakan, kondisi beras yang disalurkan Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan jauh dari kata laik konsumsi. Bagaimana tidak, selain berwarna kuning, kondisi beras juga hancur dan penuh dedak.
“Kondisinya sangat parah. Ayam saja tidak mau makan kalau kualitasnya seperti itu. Maka itu tadi langsung saya minta untuk tidak dibagikan kepada warga,” ungkap Nur Wahid, kepada FaktualNews.co, Jumat (21/7/2017).
Nur Wahid menuturkan, desanya menerima 1 truk beras rastra yang kondisinya sangat memperihatinkan. Rencananya beras tersebut akan dibagikan kepada 337 warga penerima manfaat di desanya. Namun, setelah dilakukan pengecekan, pihaknya langsung menolak rastra yang disalurkan Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan itu.
“Tapi setelah tadi awalnya dilapori pak Carik, kalau kondisinya rastra yang datang tidak laik. Saya langsung datang ke Balai Desa. Seketika itu langsung saya stop agar tidak dibagikan. Saya juga sudah memberitahu warga kalau kondisinya sangat buruk sehingga warga juga menolak,” tandasnya.