FaktualNews.co

Gus Sholah Ajak Alumni Tebuireng Sebarluaskan Pemikiran KH Hasyim Asyari

Nasional     Dibaca : 1365 kali Penulis:
Gus Sholah Ajak Alumni Tebuireng Sebarluaskan Pemikiran KH Hasyim Asyari
Temu alumni Pesantren Tebuireng Jombang (IKAPETE). Foto (FaktualNews/Syamsul Arifin)

JOMBANG, FaktualNews.co – Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang Jawa Timur, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah), bertekad menyebarluaskan pemikiran KH Hasyim Asyari di berbagai belahan dunia. Dibentuknya Pusat Kajian Pemikiran KH Hasyim Asyari pada Februari lalu menjadi media pendorong tersendiri dalam penyebaran pemikiran pendiri NU itu.

Upaya ini menurut Gus Sholah, bukan tanpa ada alasan yang jelas. Pada kondisi belakangan ini, sebagian orang sudah tidak lagi memperhatikan pemikiran KH Hasyim Asy’ari sebagai acuan dalam hidup. Bahkan, menurutnya, ada sebagian oknum yang hendak menggembosi pemikiran KH Hasyim Asy’ari.

“Ini dilakukan karena orang sudah tidak banyak lagi melihat pemikiran Mbah Hasyim termasuk juga orang NU, ada juga orang yang membawa nama Mbah Hasyim namun tidak menghargai Mbah Hasyim bahkan ada juga yang berniat untuk merubahnya,” katanya saat menyampaikan Orasi Ilmiah di acara Tahlil Akbar, Temu Alumni XII, dan Munas V IKAPETE (Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng) di halaman pesantren setempat, Sabtu (22/07/2017).

Anggota Dewan Etik Mahkamah Konstitusi ini menambahkan, sebagai salah satu bentuk konkrit dari upaya penyebaran pemikiran KH Hasyim Asy’ari, dirinya mengajak alumni Pondok Tebuireng untuk mengumpulkan naskah pemikiran KH Hasyim Asy’ari yang selanjutnya akan dibukukan di penerbitan Tebuireng.

“Saya mengajak kawan-kawan untuk menulis buku tentang Mbah Hasyim, menulis naskah yang bisa diterbitkan, oleh karena itu saya meminta kepedulian untuk menulis dan mencari naskah tentang pemikiran Mbah Hasyim,” ajak Gus Sholah.

Dikatakan, Pesantren Tebuireng juga sudah mulai kerja sama dengan beberapa penerbit buku di Jawa Timur dan Jawa Tengah, khususnya sejumlah penerbit buku yang berada dalam naungan pondok pesantren. “Seperti Sidogiri, dimulai dengan penukaran buku antara Penerbit Tebuireng dengan Sidogiri,” tutur Gus Sholah.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i