MAGETAN, FaktualNews.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, gerah dengan mangkraknya bangunan stadion lama yang dijadikan tempat mesum bagi kalangan muda-mudi. Selain itu, bangunan tersebut belakangan diketahui juga digunakan tempat prostitusi.
MUI Magetan pun berencana akan menemui Bupati Magetan guna membicarakan persoalan tersebut. Sebab, kegiatan asusila di lokasi itu semakin menjadi-jadi dan dipastikan berdampak buruk terhadap masyarakat.
“Pembangunan itu tidak hanya fisik, tapi juga rohani. Karena itu, kita akan ajak Ormas (organisasi masyarakat) lain, menemui Bupati, bagaimana enaknya agar tempat itu bisa jadi bangunan yang semestinya, sesuai dengan kegunaannya,” kata Sekretaris MUI Kabupaten Magetan Yusron Kholid.
Menurutnya, MUI Magetan merasa prihatin dengan kejadian memalukan yang belakangan ini menjadi viral di dunia maya. Sebuah video porno yang pengambilan gambarnya berada di toilet lantai dua stadion Ki Mageti, Magetan. Bahkan ini merupakan yang kedua kalinya.
“Kejadian foto porno di Masjid Agung langsung kita mengambil langkah dan mencari solusi, agar kejadian memalukan itu tidak terulang kembali. Tapi faktanya kejadian yang sama terjadi lagi, ini juga di ruang publik,” imbuhnya.
Yusron menturkan, kejadian foto porno di Masjid Agung justru menyempurnakan pengelolaan masjid yang selama ini tidak pernah jadi perhatian. Sehingga perlu adanya pembenahan dalam hal ini.
“Dengan kejadian foto tidak baik di Masjid Agung itu, sekarang di Masjid dijaga Satpam, dipagar dengan dipasang pintu agar mudah pengawasannya. Kemungkinan ke depan stadion juga mendapat jalan keluar yang baik, sehingga tidak lagi digunakan maksiat,” tuturnya.
Seperti diketahui sebuah video porno yang pengambilan gambarnya dilakukan di salah satu toilet lantai dua stadion Ki Mageti, Magetan mengegerkan publik. Selain itu, bangunan stadion Magetan yang mangkrak itu setiap malamnya dijadikan ajang mesum dan prostitusi.
Apalagi listrik yang menerangan stadion dimalam hari sejak 10 bulan lalu dicabut PLN karena diketahui melakukan penyambungan langsung ke gardu tanpa lewat KWH meter. Sejak itu pengelola stadion seperti sengaja tidak berusaha memberikan lampu penerangan, sehingga bila malam tiba, stadion Magetan jadi ajang mesum.