SUMENEP, FaktualNews.co – Usaha sejumlah mahasiswa dari universitas terkemuka di Madura melakukan uji coba lampu dengan aliran listrik yang bersumber dari air garam patut diapresiasi.
Uji coba tersebut dilakukan mareka di lokasi tambak yang berada di Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat (28/7/2017).
Peralatan yang digunakan untuk membuat lampu tenaga air garam cukup sederhana. Hanya berupa kertas tisu atau kapas, seng botol bekas, kabel tembaga, lampu led dan air garam.
Dwi Andika, salah satu mahasiswa mengatakan, lampu tenaga air garam tersebut sangat cocok bagi petambak untuk menangkap ikan maupun udang. Sebab, alat yang diperlukan cukup mudah, murah dan ramah lingkungan.
”Lampu tenaga air garam ini dapat membantu petambak ikan udang. Para petambak biasanya kan menggunakan baterai dan minyak tanah, jika menggunakan ini akan menghemat biaya,” kata Dwi Andika kepada awak media.
Lebih terperinci ia menjelaskan, pembuatan lampu tenaga air garam ini cukup mudah. Tinggal menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan yakni kapas atau tisu, seng bekas botol minuman, kawat tembaga, lampu led dan air garam.
“Kemudian seng bekas tersebut dipotong kecil-kecil lalu dibalut tisu yang berfungsi sebagai penyerap air garam,” urainya.
Seng yang dibalut tisu itu dililitkan kawat tembaga yang berfungsi untuk menghantar energi yang disambung hingga menyerupai kumparan.
“Kemudian lilitan tersebut direndam sebentar ke air garam sebagai bahan energi. Terakhir ujung rangkaian disambungkan ke kutub lampu,” jelasnya.
Bagaimana lampu tersebut bisa menyala? Lampu yang disambungkan dengan air garam tersebut dapat menyala karena air garam mengandung NHCL dan ion-ion yang mengandung listrik.
Untuk menghidupkannya membutuhkan rangkaian yang cukup. Direncanakan, lampu bertenaga air garam tersebut akan diaplikasikan kepada petambak prayang dan bisa menyala selama 24 jam.
“Mudah-mudahan bermanfaat kepada petambak khususnya yang ada di Kabupaten Sumenep ini,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu petambak di Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, Alwidin mengaku sangat mengapresiasi terhadap terobosan yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Menurutnya, terobosan dari insan pendidikan ini sangat simpel, mudah dan sangat cocok bagi petambak di desanya yang rata-rata menggunakan prayang.
“Kita biasa menggunakan baterai dan minyak tanah. Dengan adanya penemuan ini akan lebih hemat dan bisa dibuat sendiri,” tukasnya.