Khofifah “Wajib” Gandeng Tokoh Politik dari Madura
SUMENEP, FaktualNews.co – Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur tahun 2018 mendatang, Front Pemuda Madura (FPM) secara tegas mengambil sikap mendukung Menteri Sosial sekaligus Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa sebagai calon gubernur.
Dukungan ini sebagai upaya untuk menciptakan percepatan pembangunan di Jawa Timur, termasuk di Madura.
“Apalagi selama ini Madura dibandingkan daerah lain di Jawa Timur termasuk daerah terisolasi,” kata Ketua Umum FPM, Asep Irama, Sabtu (29/7/2017).
Demikian dibuktikan dengan masuknya dua kabupaten di Madura dalam kategori tertinggal sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019.
Bahkan empat kabupaten di Madura Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nya masih di angka 6,2. Padahal rata-rata kabupaten/kota di Jawa Timur sudah di angka 7,2.
“Bukti ini semakin menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, tidak ada pembangunan signifikan di Jawa Timur yang dilakukan oleh gubernur/wakil gubernur,” sambungnya.
Selain itu, FPM merekomendasikan beberapa nama untuk dipertimbangkan menjadi pendamping Khofifah dalam Pilgub Jatim 2018.
“Terutama beberapa nama tokoh politik nasional yang berasal dari Madura. Rekomendasi ini didasarkan kepada beberapa pertimbangan politik, sosial, pertimbangan etnis dan latar belakang tokoh,” ulas Asep aktivis asal pulau Giliraja ini.
Beberapa tokoh dari Madura yang layak dipertimbangkan diantaranya, nama Mahfud MD. Ketua Mahkamah Konstitusi Periode 2008-2013, Menteri Pertahanan Era Presiden Abdurrahman Wahid sekaligus warga nahdiyin yang memiliki kedekatan dengan tokoh NU di Jawa Timur.
Nama lain seperti MH. Said Abdullah. Bendahara DPW PDIP Jawa Timur, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI sekaligus tokoh politik nasionalis.
Bahkan, Achsanul Qosasih. Anggota BPK RI, Mantan Anggota DPR RI 2009-2014 sekaligus pengurus DPP Partai Demokrat juga layak di usung.
Hadi Poernomo Dirjen Pajak Kementrian Keuangan 2001-2006 sekaligus Ketua Badan Pemeriksa Keuangan 2009-2014 dan Raden Hartono. Menteri Dalam Negeri ke-21, Menteri Penerangan ke-23 sekaligus Kepala Staf TNI Angkatan Darat 1995-1997.
Rekomendasi agar Khofifah mempertimbangkan beberapa nama di atas yang berasal dari etnis Madura karena peta politik di Jawa Timur menempatkan kawasan tapal kuda sebagai daerah potensial yang gemuk suara,” rincinya.
Daerah tapal kuda sebagian besar terdiri dari etnis Madura. Sehingga bahasa, kebudayaan dan pola relasi sosial kental dengan nuansa ke-Madura-an.
Hampir 60 persen penduduk Jawa Timur bermukim di tapal kuda. Daerah tapal kuda membentang dari Madura dengan empat kabupaten, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan, Jember, Lumajang dan Banyuwangi.
“Ini jelas kantong suara yang signifikan. meskipun punya potensi suara yang besar tapi tak mudah masuk ke wilayah tapal kuda. Sebab, di wilayah itu primordialisme dan kesukuannya sangat tinggi,” ujar Asep.
Pasalnya, mayoritas penduduk di sana adalah etnis Madura atau mereka yang keterkaitan dengan Madura. Karena itu, hanya tokoh yang berlatar etnis Madura yang punya kans diterima oleh masyarakat di wilayah tapal kuda.
Mereka bisa orang yang tinggal di wilayah tapal kuda atau di luar tapal kuda tapi punya keterkaitan dengan etnis Madura. Bahkan bisa juga tokoh Madura yang tinggal di Madura atau Jakarta.
Untuk menciptakan efektifitas komunikasi politik bagi Khafifah dalam mendapatkan suara masyarakat kawasan tapal kuda.
Sehingga disinilah pada sisi lain pentingnya pendamping Khafifah yang berasal dari Madura untuk mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat tapal kuda.
Beberapa tokoh di atas mewakili unsur sebagai representasi tapal kuda. Baik dari ketokohan maupun latar belakang.
“Paling tidak, Khofifah harus menggandeng tokoh Madura sebagai pendamping. Sebab orang Madura tersebar di mana-mana di Jawa Timur, bahkan sampai Jakarta, Kalimantan dan Timur Tengah,”tandasnya.
Banyak di antara mereka yang masih ber-KTP Jawa Timur. Ini jelas sebuah potensi besar dan mereka akan cenderung memilih pasangan yang ada unsur Madura.
Berdasarkan pertimbangan inilah, maka FPM mendorong Khofifah menggandeng tokoh Madura sehingga potensi untuk memenangi Pilgub Jatim 2018 semakin terbuka lebar.
“Paling tidak, Khofifah dapat mengamankan suara di kawasan tapal kuda,” pungkasnya.