FaktualNews.co

Tak Ada Ambulan Laut, Warga Kepulauan Sumenep “Dilarang” Sakit

Nasional     Dibaca : 1405 kali Penulis:
Tak Ada Ambulan Laut, Warga Kepulauan Sumenep “Dilarang” Sakit
Kepala Dinas Kesehatan Sumenep, A. Fatoni.FaktualNews/Supanjie

SUMENEP, FaktualNews.co – Janji pemerintah daerah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat kepulauan, nampaknya hanya isapan jempol belaka.

Terbukti Pemkab Sumenep tidak menyediakan mobil ambulan maupun ambulan laut bagi masyarakat Kepulauan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, A. Fatoni mengatakan, mobil ambulan yang ada di Kecamatan kepulauan hanya ada dua unit itupun kondisinya sudah rusak.

“Ambulan untuk wilayah kepulauan ada dua unit, yaitu di Kecamatan Kangayan dan Sapeken. Namun kondisinya saat ini sudah rusak,” ujarnya, Minggu (30/7/2017).

Mantan Kepala puskesmas Rubaru ini mengakui, ketersediaan ambulan bagi masyarakat kepulauan memang tidak memadai.

Ditambah lagi, tahun ini tidak mengalokasikan anggaran untuk pengadaan mobil ambulan untuk masyarakat kepulauan.

Padahal, mobil ambulan yang mengangkut orang sakit itu dibutuhkan masyarakat, terutama ketika dirujuk ke rumah sakit yang ada di daratan.

“Sementara ini, anggaran untuk ambulan yang representatif tidak ada,” sambungnya.

Fatoni menambahkan, tahun depan pihaknya akan mencoba menganggarkan untuk pengadaan mobil ambulan.

“Rencananya, anggaran tersebut akan diambilkan dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2018. InsyaAllah nanti kita anggarkan selain Kecamatan Sapeken kerana disana sudah ada dan masih bisa dipakai,” ujar Fatoni.

Selama ini, kurangnya fasilitas kesehatan memang selalu dikeluhkan oleh masyarakat kepulauan. Ketika ada kerabat yang sakit kritis, apalagi sampai meninggal di daratan, warga kepulauan harus mencari kapal untuk mengangkut dengan biaya yang tidak murah.

Belum lagi kondisi transportasi laut yang kadang tidak bisa diharapkan. Sehingga tak jarang, banyak yang meninggal sebelum sampai ke daratan atau tidak bisa kembali ke kampung halaman.

“Sakit parah naik perahu, mati susah cari tumpangan. Mau kembali ke kampung halaman, tak ada perahu yang mau, dengan alasan tidak mengangkut jenazah,” ujar Mohammad Halili, warga Pulau Giliraja, Kecamatan Gili Genting.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul