FaktualNews.co

Belum Divaksin Maningitis, Jamaah Haji Asal Bojonegoro Tidak Diizinkan Berangkat

Kesehatan     Dibaca : 1534 kali Penulis:
Belum Divaksin Maningitis, Jamaah Haji Asal Bojonegoro Tidak Diizinkan Berangkat
Gubernur Jatim dan Kapolrestabes beserta instansi terkait saat lepas Kloter 1 Haji. (FaktualNews/Ekoyono)

SURABAYA, FaktualNews.co – Pada hari keempat pemberangkatan calon jamaah haji (CJH) ke tanah suci kemarin, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas Satu Surabaya menemukan adanya 5 orang CJH yang belum mendapat vaksin Maningitis. Kelima CJH tersebut berasal dari Surabaya dan Bojonegoro.

Atas temuan tersebut, Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya, tidak mengeluarkan surat izin tidak laik terbang bagi kelima CJH tersebut. Kelima CJH asal Kota Pahlawan dan kota Tayub tersebut mengalami penundaan pemberangkatan hingga dua pekan kedepan.

“Kami pastikan, mereka langsung dirujuk ke RSU Haji untuk dilakukan vaksinasi. Mereka harus menunggu sampai dengan sistem antibodi kebal bekerja. Biasanya butuh waktu selama 14 hari,” kata Wakil Ketua Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya, Zainul Mukorobin.

Jika kelima CJH sudah menjalani vaksinasi maningitis dan kekebalan tubuh sudah bekerja, kata Zainul, mereka baru diizinkan terbang ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. “Setelah itu baru kami berikan surat laik terbang,” ujarnya.

Dijelaskan, screeing kesehatan serta pemberian vaksin maningitis merupakan kewajiban dari Pemerintah Arab Saudi kepada seluruh calon jamaah haji.

Khusus untuk vaksin maningitis, diperlukan untuk melindungi risiko tertular meningitis meningokokus atau suatu infeksi yang terjadi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang atau keracunan darah.

Dikatakan, pemberian vaksin maningitis seharusnya sudah dilakukan saat CJH berada di daerah masing-masing. Vaksin tersebut seharusnya diberikan setidaknya dua minggu menjelang berangkat.

Salah seorang keluarga CJH kloter 15 atasnama Chosia’ah, yakni Ahmad Saiful Aziz, mengaku kaget dengan belum adanya pemberian vaksin maningitis bagi ibunya.

Warga Desa Jumput Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro itupun mengaku kesal atas keteledoran yang dilakukan petugas kesehatan di daerahnya.

Pasalnya, karena keteledoran tersebut membuat ibunya harus tertunda keberangkatannya. “Kalau sudah seperti ini, lalu siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya kesal.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i