JOMBANG, FaktualNews.co – Meski bantuan beras untuk keluarga sejahtera (Rastra) yang disalurkan Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan di Mojokerto sering kali dikeluhkan warga Jombang, Jawa Timur, namun hingga saat ini masih belum jelas penyelesaiannya.
Kalangan legislatif yang sebelumnya bersuara akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak), hingga kini belum jelas kabarnya. Padahal, beberapa waktu lalu, saat masih booming persoalan bantuan Rastra, kalangan anggota DPRD Jombang menjanjikan akan segera melakukan inspeksi mendadak (Sidak).
Sidak dilakukan guna memastikan kondisi Rastra yang diterima warga, sekaligus ingin mendengar langsung keluhan dari mereka. Namun, rencana tersebut hingga kini belum juga terwujud. “Insyaallah secepatnya mas,” ujar anggota Komisi B DPRD Jombang, Hj. Erna Kuswati, saat dikonfirmasi FaktualNews, Kamis (3/8/2017).
Dia menyatakan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang masih tetap mengagendakan sidak dan bertemu dengan Bulog sebagai pihak yang bertanggung jawab atas distribusi Rastra di Kabupaten Jombang. “Untuk agenda Sidak ke Bulog tetap, masih kita agendakan mas,” kata Erna.
Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, beberapa desa di Kabupaten Jombang menerima Rastra tak laik konsumsi. Kondisi Rastra tak laik konsumsi itu cukup beragam, mulai dari kerusakan hingga 80 persen, berwarna kuning serta bercampur kerikil.
Kepala Desa Ketapang, Nur Wahid mengatakan, kondisi beras yang disalurkan Perum Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan jauh dari kata laik konsumsi. Rastra yang disalurkan berwarna kuning, kondisi beras juga hancur dan penuh dedak.
“Kondisinya sangat parah. Ayam saja tidak mau makan kalau kualitasnya seperti itu. Maka itu tadi langsung saya minta untuk tidak dibagikan kepada warga,” ungkap Nur Wahid, kepada FaktualNews.co, pekan lalu.
Kondisi yang sama juga diterima warga Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kepala Dusun Dadirejo, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Ahmad Saiku mengatakan, kondisi rastra yang diterima kali ini bekualitas rendah.
Tak hanya berwarna kuning dan penuh dengan menir, namun kondisi beras sudah rusak. “Berasnya itu penuh dengan sarang laba-laba. Bahkan ada sebagian yang menggumpal, mirip jamur. Saya tidak tega lihatnya. Maka itu langsung kita tolak,” ungkap Ahmad Saiku.
Belakangan ini juga ditemui di Kecamatan Wonosalam, yang mengeluhkan buruknya kondisi Rastra yang diterimanya. Bagaimana tidak, Rastra sebanyak 15 kilogram yang diterimanya jauh dari kata laik konsumsi.
“Itu bukan beras, tapi menir. Soalnya, 80 persen itu butiran menir, bukan beras. Selain itu, juga penuh bekatul dan kerikil,” ungkap Kasiati warga Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam, Minggu, 23 Juli 2017 lalu.