Peristiwa

Mengenang Biografi Mantan Gubernur Jatim Basofi Soedirman

SURABAYA, FaktualNews.co – Mantan Gubernur Jatim Moch. Basofi Soedirman menghembuskan nafas terakhir pada Senin (7/8/2017) sekira pukul 11.00 WIB di RS Medistra, Jakarta.

Pelantun lagu ‘Tidak Semua Laki-Laki’ tersebut meninggal di usia 76 tahun.

Kabar meninggalnya Basofi Soedirman di ungkapkan oleh putra sulung almarhum Charis Firismanda melalui akun Facebook-nya menuliskan kabar meninggalnya pria yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Jakarta tahun 1987-1992 itu.

“Telah Berpulang Ayahanda tercinta Moch. Basofi Soedirman.. semoga arwah beliau mendapatkan tempat yg terbaik di. SISINYA. … Aamiin
Kami atas nama keluarga mohon dimaafkan apabila ada kesalahan n kekhilafan almarhum selama hidupnya..,” tulis Charis, Senin (7/8/2017).

Adik kandung Basofi Soedirman, Laeili Nuraeni, juga membenarkan kabar meninggalnya sang kakak.

Jenazah almarhum Basofi Soedirman akan disemayamkan di rumah duka si kawasan Kemang Timur sebelum rencananya dimakamkan di Pemakaman Sandiago di Jakarta.

Basofi Soedirman lahir pada 20 Desember 1940, meninggal setelah beberapa lama di rawat di rumah sakit Medistra Jakarta, karena sakit.

Mengenang Biografi Basofi Soedirman

Basofi Soedirman lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 20 Desember 1940, meninggal di Jakarta, Indonesia, 7 Agustus 2017 pada umur 76 tahun, adalah Gubernur Jawa Timur periode 1993-1998.

Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kasdam I/Bukit Barisan (1986-1987) dan Wakil Gubernur Jakarta tahun (1987-1992). Ia pernah berkarier sebagai penyanyi, dengan single Tidak Semua Laki-laki.

Basofi Soedirman merupakan Putra dari Letjen TNI (Purn.) H. Soedirman yang merupakan tokoh terkenal di Bojonegoro, dan merupakan pahlawan nasional dari Kabupaten Bojonegoro.

Karier Militer

Basofi Soedirman lulus Sekolah Rakyat (SR) hingga SMA ia selesaikan di Surabaya. Lulus SMA pada tahun 1960, pemuda Basofi melanjutkan ke Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, Jawa Tengah, yang kemudian diselesaikannya pada tahun 1963.

Setelah lulus AMN, karier militernya tergolong lancar, terutama setelah melalui berbagai pengalaman tempur. Pengalaman memimpin pasukan yang pernah dilaluinya adalah Komandan Detasemen Tempur Kopasandha (1971-1972), Komandan Batalyon 412 Brawijaya (1973-1974), Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 18/Kostrad (1981-1983).

Selain itu Basofi juga punya pengalaman teritorial yang cukup. Misalnya, ia pernah menjadi Komandan Kodim 0824/Jember (1977-1978), Asisten Teritorial Kodam IV/Brawijaya (1983-1984), Komandan Korem 083/Baladhika Malang (1984-1986), dan Kasdam Kodam I/Bukit Barisan (1986-1987), sebelum akhirnya ditarik ke Mabes ABRI.

Pengalaman lainnya adalah menjadi Dosen Seskoad, tahun 1979-1981. Ia sendiri mengikuti Seskoad pada tahun 1978, dan Seskogab tahun 1979.

Sebagai prajurit Basofi tergolong cepat pensiun. Lulusan Seskoad 1978 dan Seskogab 1979 ini pensiun pada usia 47 tahun, dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.

Meskipun karier militernya kalah dibanding ayahnya. Ayahnya bisa pensiun dengan pangkat Letnan Jenderal TNI dan pernah menjabat Komandan Jenderal Seskoad—karier sipilnya tergolong bagus.

Sebelum menjadi Gubernur Jawa Timur, jabatannya adalah Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, dan pada tahun 1987 diangkat menjadi wakil gubernur DKI Jakarta Bidang pemerintahan. Itulah jabatan terakhirnya, sampai April 1993, sebelum menjadi Gubernur Jawa Timur.