FaktualNews.co

Tercemar Limbah, Warga Jombang Keluhkan Bau Tak Sedap Muncul Dari Aliran Sungai

Peristiwa     Dibaca : 2055 kali Penulis:
Tercemar Limbah, Warga Jombang Keluhkan Bau Tak Sedap Muncul Dari Aliran Sungai
Anak sungai Kali Konto yang di sepanjang jalan KH Abdurrahman Saleh, Jombang, berubah warna menjadi hitam diduga akibat tercemar limbah pabrik PG DJombang.FaktualNews/Ahmad Syamsul Arifin

JOMBANG, FaktualNews.co – Warga Desa Pulo, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, akhir-akhir ini disuguhkan dengan bau menyengat dari sungai yang mengalir disekitar perumahan warga. Ini setelah Pabrik Gula (PG) Djombang mengeluarkan limbah mengikuti aliran air yang berada tepat sebelah timur PG tersebut.

Limbah tersebut mengalir hingga sekitar 200 meter. Dampaknya, air yang awalnya mengalir jernih, dengan adanya limbah ini, menjadi berubah warna. Air tampak hitam dan berminnyak, dan mengeluarkan bau tak sedap serta panas.

Sujud (51), salah seorang warga sekitar mengungkapkan, keberadaan limbah ini terbilang sudah cukup lama. Sekira sejak dua pekan yang lalu, warga mulai disuguhi bau yang tidak sedap. Meski pada saat itu limbah tidak begitu berdampak terhadap kondisi air.

“Ini sudah dari dua minggu yang lalu, tapi yang sekarang ini parah banget, selain baunya tidak enak, airnya juga jadi hitam dan berminyak,” katanya, Selasa (8/8/2017).

Meski demikian, imbuh Sujud, pihak pabrik terkesan tidak mau tahu. Bahkan pengakuannya, terkadang sungai ini menjadi tempat pembuangan sampah pabrik serta limbahnya. “Di dekat pabrik sana (sembari menunjukkan), pihak pabrik kadang buang sampah, bahkan dengan limbahnya,” beber dia.

Disinggung terkait peran pemerintah desa setempat, ia mengatakan sejak limbah pabrik mencemari lingkungan, aparat pemerintah desa memilih diam. Meski keberadaan limbah ini bukan menjadi rahasia lagi. “Tidak ada tindakan memang mas dari RT, RW juga kepala desa sini,” paparnya.

Ia menduga sikap diamnya pemerintah desa bukan tanpa alasan, kemungkinan besar ada permainan kotor diantara mereka. Permainan itu yang membuat mereka apatis dengan kondisi limbah.

Dijelaskan, hampir setiap tahun sebelumnya tepatnya setelah Hari Raya Idul Fitri, pihak pabrik memberikan sebuah paket yang isinya beras, minyak goreng dan beberapa kebutuhan pokok yang lainnya. Namun tahun ini, pihak pabrik tidak lagi memberikan paket tersebut.

Hal itu juga menurutnya, ada kaitannya dengan sikap pembiaran pihak pabrik dan pemerintah desa setempat terhadap keberadaan limbah.

“Tidak mungkin kalau tidak ada permainan di belakang mereka. Dugaan saya, kenapa tidak ada paket karena mungkin alasannya rugi dan pabrik sudah memberikan sesuatu kepada perangkat desa. Kemudian ketika pabrik ada apa-apa, yang jelas mereka tetap diam,” tuturnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin