FaktualNews.co

Peternak Sapi di Lamongan Keluarkan Biaya Ekstra Untuk Beli Garam

Ekonomi     Dibaca : 1898 kali Penulis:
Peternak Sapi di Lamongan Keluarkan Biaya Ekstra Untuk Beli Garam

LAMONGAN, FaktualNews.co – Peternak sapi di Lamongan, Jawa Timur, mengeluhkan mahalnya harga garam yang mencapai Rp 250 ribu per sak berisi 30 kilo.

Diketahui, peternak di Lamongan biasa menggunakan garam sebagai campuran untuk meningkatkan nafsu makan ternak sapi mereka. Peternak sapi, biasanya mencampur garam dengan air dan bekatul sebagai pelengkap minum sapi mereka.

Para peternak di Lamongan mengaku terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli garam.

Salah satu peternak sapi yang ada di kecamatan Tikung, Nurul Huda kepada wartawan mengatakan, sejak lama para peternak sapi di Lamongan menggunakan garam untuk mencampur minum sapi.

Caranya, menutut Huda, yaitu memberikan sedikit garam ke dalam air yang sudah ditaburi bekatul. “Dengan memberi campuran garam ke dalam air minumnya, nafsu makan sapi semakin meningkat sehingga sapi cepat gemuk,” akunya.

Huda mengatakan, setiap harinya ia menghabiskan 30 kilo garam untuk setidaknya 50 ekor sapinya. Untuk mendapatkan satu sak garam, Huda mengaku dirinya harus mengeluarkan biaya ekstra karena harganya yang melambung tinggi.

Saat ini, jelas Huda, harga garam kian meroket tinggi, yaitu mencapai Rp. 250 per sak berisi 30 kilo. “Semakin banyak sapi ya semakin besar kebutuhan garamnya sehingga kami juga harus bersiap dengan biaya ekstra,” kata Huda.

Padahal, ungkap Huda, mendekati hari raya kurban biasanya kebutuhan garam untuk ternak sapi akan meningkat dan selalu tersedia. Pasalnya, para peternak dituntut untuk menyediakan ternak sapi kurban yang gemuk dan sehat sehingga mereka berharap nafsu makan ternak sapi mereka meningkat dengan memberi asupan garam.

“Kami dituntut untuk menyediakan hewan kurban yang gemuk dan sehat sehingga berapapun harga garam ya kami beli,” akunya.

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh peternak sapi dari Kecamatan Paciran, Agus. Agus mengaku, mesti sapi yang ia miliki tidak banyak tapi tetap membutuhkan garam sebagai campuran air dan bekatul.

“Tidak banyak tapi kalau harganya meroket dan susah untuk memperolehnya ya susah mas,” kata Agus.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul