SUMENEP, FaktualNews.co – Taman Bunga yang dijadikan areal terbuka hijau oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sejak beberapa bulan lalu, saat ini sudah bebas dari pedagang kali lima (PKL). Para PKL yang biasa memadati setiap sisi jantung kota di sebelah timur Masjid Jamik setempat itu kini sudah pindah ke tempat lain.
Relokasi PKL dari Taman Bunga, ternyata tidak mengurangi jumlah pengunjung. Namun, masih banyaknya pengunjung di Taman Bunga, saat ini justru menjadi lahan basah bagi oknum juru parkir (jukir) ilegal untuk memasang tarif seenaknya kepada para pengunjung.
Para pengunjung yang parkir sekedar duduk santai dan menikmati kesejukan Taman Bunga menjadi tidak nyaman. Hal itu sebagaimana diungkapkan, salah seorang pengunjung Taman Bunga asal Kecamatan Bluto, Irmayanti.
Dia menyayangkan tindakan jukir yang biasa mangkal tepat disisi timur TB, tepatnya di depan gedung GNI. Niatnya untuk rehat sejenak di Taman Bunga pada Minggu, 13 Agustus 2017 kemarin, justru berujung kekecewaan karena tiba-tiba ‘dipalak’ oleh jukir liar.
“Saya duduk disebelah motor, hanya ngaso sebentar, pas mau pulang diminta uang sama jukir, sebesar Rp 2000,” ujarnya kepada media ini, Senin (14/8/2017).
Ditegaskan ibu satu anak ini, bukan soal nominal retribusi yang harus dia keluarkan, namun lebih kepada legalitas parkitnya.
“Bukan soal Rp 2000,- nya mas, tapi saat saya tanya karcis sebagai tanda legalitas parkir, jukir mengaku tidak ada. ‘tidak ada karcisnya mbak, cuma saya jaga disini’ bayar saja Rp 2000,” ujarnya menirukan ucapan sang jukir ilegal tersebut.
Irmayanti menyayangkan karena tersebut tidak ditertibkan oleh pihak yang berwenang. Jika dibiarkan sama halnya dibenarkan. “Retribusi parkir jika resmi itu bisa menyumbang terhadap pendapatan asli daerah (PAD), jika ilegal seperti ini kan masuk kantong pribadi,” sesalnya.
Diakuinya, bukan hanya dirinya yang diminta bayar parkir, sejumlah pengunjung lainnya baik roda dua hingga roda empat. “Cukup banyak pengunjung di TB tadi, kalau masuk kantong pribadi kan eman duitnya (sayang uangnya),” tandas Irmayanti.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep, Sustono belum bisa dikonfirmasi. Dihubungi melalui nomor pribadinya belum mendapatkan jawaban walau terdengar nada sambungnya aktif.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Sumenep, Fajar Rahman mengakui hal itu merupakan tugas perhubungan. Namun, pihaknya tidak menutup mata.
Jika memang ada keluhan dari pengunjung, pihaknya berjanji akan koordinasikan di internal instansinya. “Kita akan koordinasikan dulu, nanti baru kita ambil tindakan,” tukasnya singkat.