Peristiwa

’Barikan’, Tradisi Sakral di Malam Kemerdekaan

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Kota Mojokerto, Jawa Timur, memilik tradisi yang cukup unik pada malam kemerdekaan. Sebuah tradisi, guna menghormati dan menghargai jasa pahlawan.

Kumandang adzan isya, seakan menjadi pertanda tradisi sakral itu akan segera dimulai. Tua muda, laki perempuan, dan anak-anak tumpah ruah di gang diantara padatnya pemukiman warga. Hampir seluruh di sepanjang kota ditutup malam ini.

Dua buah nasi berwarna kuning berbentuk kerucut yang disajikan lengkap dengan lauk pauk berupa ayam bakar (Tumpeng, red) nampak tergeletak ditengah kerumunan warga. Disebelahnya, onggokan kotak-kotak berisi makanan melengkapi jamuan dalam tradisi ‘Barikan’ itu.

Lagu kebangsaan perlahan menggema di disudut-sudut gang perkotaan. Pertanda, tradisi sakral di malam Kemerdekaan dimulai. Tak ada yang berbeda, kendati keyakinan dan suku tak sama, mereka larut dalam syair ciptaan WR Supratman itu. Sembari mengenang perjuangan para pahlawan.

Sesepuh lingkungan lantas membacakan maklumat sang Wali Kota. Pesan penting pemangku daerah akan bahaya narkoba serta gencarnya budaya asing yang terus menggerogoti moral generasi bangsa, disampaikan dengan penuh hikmat

Tak ada satu mulut yang clometan atau memotong pembicaraan. Seakan membenarkan celotehan malam itu. Suluruh rangkaian kegiatan itu pun terus berjalan. Dan berakhir saat seluruh makanan ludes disantap secara bersamaan.

“Ini merupakan tradisi Barikan. Tradisi di malam kemerdekaan. Disetiap RT (Rukun Tetangga) seluruh Kota Mojokerto menggelar tradisi ini,” kata tetua RT 02, RW 01, Lingkungan/Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, Bambang.

Bambang lantas bertutur. Ada makna yang tersimpan dalam tradisi ‘Barikan’ ini. Yakni semangat menghargai jasa dan perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan bangsa.

“Selain itu, kegiatan ini juga untuk mempererat persatuan diantara para tetangga. Karena semuanya warga berkumpul menjadi satu, dan makan bersama. Semua makanan yang dihidangkan juga partisipasi warga. Meski sederhana yang terpenting makna dibaliknya,” tutur Bambang.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Mojokerto Deny Novianto memaparkan, tradisi Barikan ini merupakan tradisi rutin yang selalu digelar setiap tahun, tepat di malam kemerdekaan. Bahkan, tradisi ini sudah berjalan semenjak bangsa ini lepas dari belenggu penjajahan.

“Semenjak saya kecil, tradisi ini sudah ada, dan sampai saat ini masih dijaga oleh warga Kota Mojokerto dan ini dilakukan oleh 655 RT se-Kota Mojokerto. Saya, berharap tradisi ini akan terus dijaga hingga nanti. Maka itu, semua warga termasuk anak-anak ikut dalam tradisi ini,” sambungnya.

Deny pun memiliki harapan besar agar tradisi sakral di malam kemerdekaan ini tetap terus berjalan. Untuk terus mengenang jasa para pahlawan serta memperkokoh persatuan.