FaktualNews.co

Gila, Pegawai Pemkot Mojokerto Rayakan Kemerdekaan di Tempat Sampah

Peristiwa     Dibaca : 1625 kali Penulis:
Gila, Pegawai Pemkot Mojokerto Rayakan Kemerdekaan di Tempat Sampah
FaktualNews.co/Khilmi S Jane/
Pegawai di DLH Pemkot Mojokerto saat menggelar lomba peringatan kemerdekaan di TPA Randegan, Sabtu, (19/8/2017).

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Berbagai lomba unik dan seru sering digelar di kampung-kampung untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, di Kota Mojokerto, acara lomba tersebut terlihat berbeda dari biasanya. Bagaimana tidak, lomba itu bukan digelar di kampung, melainkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Ya, TPA Randegan, TPA milik Pemerintah Kota Mojokerto yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto ini terlihat berbeda dengan TPA pada umumnya yang identik dengan bau busuk dan pemandangan kumuh. Pihak DLH menyulap TPA yang juga bisa berfungsi sebagai tempat wisata keluarga.

Para peserta lomba dari sejumlah pengurua bank sampah yang ada di Kota Mojokerto terlihat antusias saat mengikuti beberapa lomba yang sudah diatur panitia pelaksana. Keceriaan peserta lomba juga tidak terganggu dengan bau busuk dan pemandangan kumuh sampah. TPA yang wajahnya hampir menyerupai alun-alun kota itu pun memberi kenyamanan tersendiri bagi para pengunjung TPA.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto, Amin Wachid mengatakan, alasannya memilih TPA sebagai lokasi lomba, yakni untuk mengenalkan TPA kepada para pengurus bank sampah dari masing-masing RW yang ada di Kota Mojokerto.

“Selain kami mengenalkan TPA ini kepada masyarakat, agenda hari ini juga untuk meningkatkan keakraban antara pengurus bank sampah cabang dan pengurus bank sampah induk. Kaminjuga berharap, pengunjung yang ke sini setelah foto-foto, bisa diunggah ke media sosialnya sebagai bentuk promosi kami juga,” tuturnya.

Adapun beberapa lomba yang diadakan hari ini, yakni lomba makan kerupuk, lomba bakiak, dan lomba menggiring bola menggunakan terong. “Intinya kami bikin lomba yang familiar dengan peserta. Kalau dilakukan di kampung masing-masing, mungkin peserta malu. Tapi kalau di sini kan insya alloh tidak malu lah,” ujarnya.

Untuk diketahui, saat ini Kota Mojokerto telah mempunyai sedikitnya 111 bank sampah cabang yang tersebar di masing-masing RW yang ada di Kota Mojokerto. Dari bank sampah cabang itu, setiap dua minggu sekali akan menyetorkan sampah ke TPA Randegan.

“Dua minggu sekali itu saja ada sedikitnya 2,2 ton sampah yang terkumpul di sini. Jadi setiap satu minggunya, rata-rata mereka bisa mengumpulkan 1,1 ton. Setelah sampai di sini, nanti ada pengepul swasta yang akan membeli sampah-sampah itu,” jelasnya.

Masih kata Amin, masing-masing bank sampah cabang diminta untuk memilah sampah-sampah tersebut sebelum disetorkan ke TPA. Halnitu dikarenakan harga sampah yang sudah terpilah lebih tinggi daripada sampah yang masih bercampur.

“Saat mereka setor sampah, itu sudah terpilah antara sampah plastik, koran, dan sampah yang akan diolah menjadi kompos. Harga sampah kalau terpilah pastinya lebih mahal daripada yang masih tercampur. Pengepul swastapun membelinya tidak berpatokan harga tengkulak, melainkan menggunakan harga patokan nasional,” paparnya.

Masing-masing bank sampah pun memiliki kapasitas penampungan sampah yang variatif. Ada yang berkapasitas puluhan kilogram hingga yang berkapasitas kwintal. Menurut Amin, hasil dari bank sampah sendiri terbilang sangat menguntungkan masyarakat.

Saat ini, dari hasil bank sampah saja sudah bisa digunakan untuk membayar pajak, membayar listrik, dan bisa pula digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

“Rata-rata yang mau mengolah sampah itu para ibu-ibu. Hasilnya ya lumayan. Rata-rata mereka bisa mendapat uang sekitar 1,2 juta rupiah setiap setelah setor sampah ke kami,” kata Amin.

Amin juga menyampaikan, pihaknya sangat berterimakasih kepada para pengurus bank sampah dan masyarakat Kota Mojokerto. Berkat para pengurus bank sampah dan masyarakat itulah, Kota Mojokerto berhasil mendapatkan Adipura.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin