FaktualNews.co

Sepenggal Cerita Perjalanan Damarwulan di Bumi Majapahit yang Terlupakan

Nasional     Dibaca : 12632 kali Penulis:
Sepenggal Cerita Perjalanan Damarwulan di Bumi Majapahit yang Terlupakan
FaktualNews.co/Khilmi S Jane/
Situs Sentono, tempat istirahat Damarwulan.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Siapa yang tidak mengenal Damarwulan, hampir seluruh dunia hingga saat ini mengenal sosok laki-laki tampan yang merupakan penyelamat Kerajaan Majapahit usai Damarwulan berhasil memenggal kepala Raja Blambangan, Minakjinggo.

Hingga saat ini, cerita perjuangan Damarwulan masih sering diangkat sebagai cerita di dunia perfilman dan drama.

Namun, ada sepenggal cerita perjalanan Damarwulan saat menuju Kerajaan Blambangan untuk menantang Minakjinggo yang hampir saja terlupakan. Beruntung sejumlah sesepuh di kawasan Mojokerto masih melestarikan cerita turun temurun tentang perjalanan Damarwulan itu.

Satuwi (63) warga asal Desa Begagan Limo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur menjelaskan, cerita turun temurun itu menyebutkan bahwa pada saat itu Damarwulan yang ditunjuk sebagai senopati tertinggi kerajaan Majapahit yang diutus Ratu Kencono Wungu untuk membantai Minakjinggo menempuh perjalanan dari lingkungan Keraton Majapahit melalui hutan Pakis.

“Dulu, Damarwulan meninggalkan Keraton Majapahit menuju Kerajaan Blambangan dengan menempuh jalur Hutan Pakis yang saat ini disebut Desa Pakis di Trowulan. Kemudian, dengan menyusuri sungai dan beberapa bukit, sampailah Damarwulan di Hutan Gondang Selatan yang saat ini disebut dengan Desa Begagan Limo,” ungkapnya saat ditemui FaktualNews.co, Minggu, (3/9/2017).

Situs Sentono-2

Situs Sentono, tempat istirahat Damarwulan. FaktualNews.co/Khilmi S Jane/

Selanjutnya, usai Damarwulan sampai di Hutan Gondang Selatan, kemudian melanjutkan perjalanan sampai menemukan watu bancik. Menurutnya, watu bancik merupakan tatanan batu yang menyerupai anak tangga yang sengaja ditata rapi oleh Kerajaan Majapahit sejak zaman kekuasaan Raja Hayam Wuruk.

“Sekitar tahun 2005 silam, batu bancik masih tertata rapi sepanjang 200 meter. Namun, mulai pada tahun 2006 hingga sekarang 2017 ini, batu bancik itu panjangnya tinggal 100 meter. Hal itu karena di sekitar lokasi watu bancik banyak dibanguni rumah oleh warga setempat. Bahkan, beberapa watu bancik yang berada di tengah hutan Desa Begagan Limo, banyak yang digeser batunya karena untuk ditanami pohon durian oleh warga,” jelasnya.

Masih kata Satuwi, ia menjelaskan alasannya pada zaman pemerintahan Raja Hayam Wuruk membuat tatanan batu bancik itu untuk jalan para bangsawan Kerajaan Majapahit untuk menuju makam Mbah Klurak yang lokasinya berada di tengah hutan Begagan Limo. “Jadi pada saat Damarwulan melintas di sini, watu bancik itu sudah ada,” ucapnya.

Bahkan, menurutnya, pada saat Damarwulan sampai di lokasi makam Mbah Klurak, Damarwulan sempat istirahat untuk melepas lelah. “Saat itu, menurut ceritanya, di makam Mbah Klurak, Damarwulan sempat istirahat hampir selama satu minggu,” katanya.

Kata Satuwi, saat ini, makam Mbah Klurak yang dijadikan pesanggrahan (sebutan tempat singgah untuk istirahat) Damarwulan saat itu, sekarang disebut situs Sentono oleh masyarakat setempat. “Makam Mbah Klurak itu disebut situs Sentono oleh masyarakat,” terangnya.

Selama perjalanan meninggalkan Keraton Majapahit yang melalui jalur Hutan Gondang Selatan, ada dua pesanggrahan Damarwulan. Pesanggrahan yang pertama, yakni situs Sentono. Sedangkan pesanggrahan yang kedua, yakni Candi Dempok yang berada di atas gunung perbatasan antara Mojokerto dan Batu.

Untuk menuju ke situs Sentono, dari pusat Desa Begagan Limo membutuhkan waktu kurang lebih selama satu jam. Di situs Sentono ini, tidak ada perhatian pemerintah setempat. Bahkan, situs Sentono yang berada di wilayah hukum Tahura itu tidak terawat.

Sehari-harinya, masyarakat Desa Begagan Limo yang peduli dengan situs Sentono yang dianggap merupakan peninggalan sejarah itu rutin dibersihkan. Warga setempat mengaku prihatin karena tidak ada upaya pemerintah untuk melindungi dan menjaga situs Senotono.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin