Embung Mulai Mengering, 19 Desa di Lamongan Rawan Kekurangan Air Bersih
LAMONGAN, FaktualNews.co – 19 Desa yang tersebar di 10 Kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur diperkirakan akan mengalami krisis air bersih dua bulan mendatang pada musim kemarau tahun ini. Pasalnya, 19 Desa ini hanya mengandalkan embung sebagai sumber air bersih.
“Jika dua bulan lagi tidak turun hujan, maka bisa dipastikan 19 desa tersebut akan kekurangan air bersih dan masuk daerah rawan kekeringan. Karena hanya mengandalkan air yang ada di embung,” kata Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, Suprapto, Selasa (5/9/2017).
Ia melanjutkan, volume air di embung itu sudah mulai menurun dan diperkirakan hanya bertahan selama dua bulan ke depan.
Kesepuluh Kecamatan yang masuh dalam peta rawan kekeringan tersebut yakni, Kecamatan Kedungpring, Kembangbahu,
Modo, Sugio, Sukodadi, Tikung, Sarirejo, Sambeng, Modo dan Bluluk.
“Hingga saat ini kami belum menerima permintaan untuk droping air bersih. Namun, jika ada yang meminta kami akan langsung kirim,” ungkapnya.
Meski belum ada permintaan suplai ia bersih, lanjut Suprapto, pihaknya tetap melakukan survey lapangan, terutama di titik embung – embung yang ada di wilayah kekeringan itu. Meski volume air tidak banyak, tapi masih bisa diandalkan selama dua bulan ke depan. “Volume air tidak melimpah, tapi cukup untuk kebutuhan selama dua bulan,” jelasnya.
Suprapto menambahkan, sejumlah embung yang sudah disurvei oleh BPBD Lamongan tersebut diantaranya di embung di Desa Sukomalu, Kecamatan Kedungpring dan embung di Desa Randubener, Kecamatan Kembangbahu. “Sampling embung itu keberadaannya hampir sama dengan embung di tempat lain di 10 kecamatan rawan kekeringan,” tuturnya.