MOJOKERTO, FaktualNews.co – Pasca kebakaran yang meluluh lantakkan sentral Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Benteng Pancasila (Benpas), Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur, pada Jum’at, 22 September 2017 malam lalu, para pedagang yang memiliki lapak di sentral PKL tersebut berniat untuk belajar cara menghadapi kebakaran.
Hal tersebut disampaikan Muhammad Nur Kholik, Ketua Paguyuban PKL Joko Sambang (JS) yang memikiki lapak di sentral PKL tersebut. “Kami sebenarnya ingin punya hydran (alat pemadam kebakaran, untuk antisipasi kebakaran sambil menunggu petugas pemadam kebakaran,” ungkapnya, Senin, (25/9/2017).
Selain ingin mempunyai alat pemadam kebakaran yang diletakkan di komplek pertokoan tersebut, pihaknya juga berencana akan menggelar pelatihan penanganan kebakaran yang sasarannya adalah para pemilik lapak di sentral PKL itu. “Dalam waktu dekat ini kami rapat, rencananya kami juga akan bekali para pedagang di sini bagaimana cara menghadapi kebakaran,” jelasnya.
Hal itu dilakukan tidak lain sebagai langkah antisipasi apabila terjadi kebakaran lagi sebagaimana terjadi beberapa hari lalu. “Ini kan sudah fatal, karena tidak ada sama sekali alat pemadam api. Saat itu, saya dan sejumlah pedagang lainnya berusaha memadamkan api menggunakan air dari ponten yang ada di sini,” tutur Muhammad Nur Kholik.
Sebenarnya, keinginan para pedagang yang berjualan di sentral PKL tersebut untuk memiliki alat pemadam kebakaran sudah ada dari dulu. Hal tersebut terhambat, saat dari paguyuban pedagang yang ada melayangkan proposal pengadaan hydran yang ditujukan kepada Walikota Mojokerto tidak disetujui.
“Sudah dua kali saya mengirimkan proposal pengajuan hydran kepada Walikota, tapi ya tidak ada tindak lanjut. Kalau memang tidak disetujui, kami dari pedagang sendiri mungkin akan melakukan pengadaan alat pemadam kebakaran ringan (apar) untuk inventaris kami sendiri,” katanya.
Muhammad Nur Kholik berharap, setelah para pedagang memiliki bekal bagaimana cara menghadapi kebakaran, akan bisa maksimal mencegah terjadinya kebakaran yang mengakibatkan kerugian besar. “Kalau kami punya alat pemadam kebakaran dan pedagang juga memiliki bekal, kami berharap kalau ada kebakaran bisa membantu memadamkan api sambil menunggu petugas datang,” harapnya.