Cermin Toleransi, Lintas Agama dan 45 Lambang Garuda di Peringatan Kesaktian Pancasila SMAN 1 Bangsal
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Ratusan siswa SMA Negeri 1 Bangsal Mojokerto menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Bagi SMA Negeri 1 Bangsal, peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dipimpin Komandan Koramil Bangsal, Kapten Arh Anang Supriyanto itu menjadi momen yang tepat untuk membumikan Pancasila di sekolah.
“Hari Kesaktian Pancasila tahun ini menjadi momen bagi SMA 1 Bangsal untuk melakukan penguatan pendidikan karakter (PPK). Sekolah ingin mengenalkan kembali sejarah Bangsa Indonesia sekaligus merefleksikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila,” terang Kepala Sekola, Suyono.
Suyono juga menjelaskan, selain melaksanakan upacara peringatan Hari Kasaktian Pancasila, juga ada rangkaian kegiatan renungan Hari Kesaktian Pancasila dan menyaksikan bersama film G30S/PKI pada hari Sabtu, (30/09-2017).
Dan paling istimewa lagi, lanjut Suyono, yakni ada pelaksanaan prosesi Pancasila Sakti sebagai lanjutan dari upacara bendera. Dalam prosesi Pancasila Sakti, ada penampilan atraksi Paskibra, iringan 45 lambang Garuda Pancasila sebagai simbol 45 nilai luhur yang terkandung dalam butir-butir Pancasila yang dibawah para siswa-siswi.
Termasuk iringan perwakilan agama sebagai manisfestasi atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan pentingnya toleransi antar umat beragama di Indonesia. Pakain adat nusantara sebagai bentuk keberagaman adar istiadat maupun heterogenitas masyarakat Indonesia pun ditampilkan dalam formasi iringan para siswa-siswi berpasangan.
Sementara untuk mengenang pahlawan revolusi, kata Suyono, ada 7 pelajar membawa bingkai 7 foto pahlawan revolusi. Makna tersebut sebagai simbol korban kekejaman G.30. S/PKI dan sekaligus sebagai bukti konkret kokoh dan teguhnya seluruh rakyat Indonesia dalam membentengi Pancasila.
Dengan momen Hari Kesaktian Pancasila tahun ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air bagi generasi muda untuk kedepannya bisa menjaga keutuhan NKRI. Sebab slogan NKRI Harga Mati bukan sekadar pekikkan saja. Namun harus bisa mendarah-daging dalam setiap jiwa raga rakyat Indonesia.
“Keutuhan NKRI tak hanya diteriakan, tapi sangat penting untuk ditanamkan. Itu adalah salah satu tugas sekolah untuk melakukannya melalui proses pembelajaran dan kultur sekolah yang berwawasan kebangsaan. Sekolah memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan generasi tangguh,” tandasnya.