Gaya Hidup

Dulu Berhias Sampah, Sungai di Bangsal Mojokerto Kini Berhias Ikan

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Biasanya, sungai yang melintas di kawasan pemukiman warga identik dengan pemandangan kumuh dengan sampah yang berserakan. Namun, hal tersebut berbeda dengan pemandangan di sungai yang ada di kawasan Dusun Kauman, Desa Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Sungai di Desa tersebut mengalir cukup jernih dan bersih. Tidak hanya jernih dan bersih, pemandangan berbeda juga terlihat di sungai tersebut. Ribuan ikan dari ukuran kecil hingga besar tampak lalu lalang di sungai tersebut.

Ribuan ikan yang terlihat hidup bebas di sungai tersebut terdiri dari berbagai jenis. Jenis-jenis ikan itu antara lain ikan gurame, nila, mujair, tombro dan bawal.

Ribuan ikan berbagai jenis yang hidup di sungai itu adalah milik Paguyuban Sami Rukun. Paguyuban ini beranggotakan warga dari Dusun Kauman, Desa Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto sendiri.

Awalnya, sebelum dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan, konsisi sungai tersebut cukup memprihatinkan. Meski digunakan sebagian warga untuk mencuci, sungai itu juga menjadi tempat sampah.

Berangkat dari keprihatinan atas kondisi sungai, muncul inisiatif dari pemuda setempat untuk menjadikan sungai sebagai tempat budidaya ikan. Dengan menjadikan sungai sebagai tempat budidaya ikan, dinilai mampu untuk menanggulangi masalah kebersihan sungai.

Panggih Hariyanto, Ketua RT 6 RW 1 Dusun Kauman, Desa Bangsal, Kabupaten Mojokerto saat ditemui menjelaskan, masyarakat yang tergabung dalam Paguyuban Sami Rukun mengelola budidaya ikan tersebut secara swadaya. “Awalnya, untuk modal kami urunan, kemudian beli bibit ikan,” ungkapnya, Kamis, (5/10/2017).

Di sungai sepanjang 700 meter itu, saat ini telah hidup ribuan ikan dari berbagai jenis. Sungai tersebut dikelola oleh warga RT 5 RW 1 dan RT 6 RW 1, Dusun Kauman.

Biasanya, warga memanen ikan setahun hingga 2 kali dengan hasil yang bervariatif. “Setahun biasanya panen 2 sampai 3 kali, sekali panen bisa mencapai 5 sampai 6 kuintal ikan,” beber Panggih Hariyanto.

Hasil panen tersebut, ujar Panggih, biasanya dijual oleh warga dan hasil penjualan tersebut dikumpulkan sebagai uang kas Paguyuban Sami Rukun. “Selama setahun, biasanya kami dapat uang sekitar Rp 20 juta hingga Rp 25 juta. Itu biasanya kami pakai beli bibit ikan dan kami masukkan uang kas paguyuban,” tuturnya.

“Dulu kami masih beli banyak bibit ikan, tapi sekarang sudah tidak terlalu banyak beli bibitnya, karena ikan-ikan yang di sini juga sudah beranak. Justru daya tahan ikannya lebih kuat ikan yang beranak di sungai ini sendiri. Ikan kan juga butuh adaptasi lingkungan,” imbuh Panggih.

Menurut Panggih, karena memanfaatkan sungai, bibit ikan harus mampu beradaptasi dengan air yang mengalir. “Kalau habis beli bibit, biasanya kami buatkan tempat khusus dulu. Di tempat khusus itu ikan kami lepas untuk adaptasi dulu, biasanya 1 hingga 3 hari,” jelasnya.

Setelah itu, kami coba lepas di sungai dan kami beri makan. Ikan kami beri makan sampai usia sekitar 2 bulan, setelah itu kami tidak kasi makan,” ujar Panggih menambahkan.

Sesuai tujuan awal, cara tersebut cukup ampuh untuk mengedukasi perilaku warga setempat yang membuang sampah sembarangan. Aliran sungai pun menjadi jernih dan tanpa ada sampah yang mengotori.

“Sudah ada kesepakatan bagi warga yang membuang sampah di sungai akan didenda. Kami juga sudah kasi semacam pemisah sampah, jadi setiap hari ada warga yang piket untuk mengangkat sampah yang tersangkut di pemisah sampah itu,” bebernya.

Kedepannya, Kata Panggih, tidak ada rencana untuk melakukan pengembangan lokasi budidaya. Karena memang saat ini budidaya ikan tersebut hanya dilakukan warga dari RT 5 RW 1 dan RT 6 RW 1. “Sebenarnya banyak orang luar yang ingin gabung di Paguyuban Sami Rukun, mau investasi, tapi kami tidak perbolehkan,” tandasnya.

Selama ini, hasil panen ikan biasanya dibeli oleh para pemilik kolam pancing. Selain itu, kata Panggih, ikan-ikan ini juga dibeli oleh sejumlah restoran yang ada di Mojokerto.

“Biasanya juga kami bagikan ke warga juga. Kalau ada tamu, biasanya kami suguhi ikan ini. Seperti kemarin, beberapa pejabat Kabupaten Mojokerto bertamu ke sini, kami suguhi ikan ini,” pungkasnya.