SURABAYA, FaktualNews.co – Perwakilan Perguruan Setia Hati Terate (PSHT) Surabaya dan suporter Persebaya (Bonek) kembali bertemu di Polrestabes Surabaya, Kamis (5/10/2017).
PSHT dan Bonek sepakat semua pihak menahan diri dan tidak terpancing provokasi yang bisa menyulut tindakan massa pasca bentrok yang mengakibatkan 2 anggota PSHT tewas.
Ketua PSHT Cabang Surabaya, Maksum Rosidin dan pentolan Bonek, Andi Peci, Kapolretabes Surabaya Kombes Pol Iqbal dan perwakilan TNI berkomitmen dan bergendeng tangan menjunjung perdamaian dan menyerahkan semua proses hukum ditangani polisi hingga tuntas.
Ketua Cabang PSHT Surabaya, Maksum Rosadin meminta anggotanya bisa menahan diri melakukak gerakan massa. Semua harus bisa menahan emosi karena jika ada gerakan akan menimbulkan masalah baru.
“Semua serahkan ke polisi untuk menangai hingga tuntas. Polisi bsia menangani secara profesional atas kejadian bentrok beberapa hari lalu,” sebut Maksum kepada FaktualNews.co, Kamis (5/10/2017).
Menurut Maksum, Surabaya merupakan kota yang aman. Sehingga suasana harus tetap dijaga dan menjadi tanggungung jawab bersama.
“Mari semua bisa menahan diri dan tak terpancing provokasi. Jika ada gerakan makan akan menjadi kegaduhan baru. Semuanya taat dan patuhi proses hukum yang sedang berjalan,” ucapnya.
Gerakan yang dilakukan, kata Maksum, tidak akan bisa mengembalikan dua nyawa rekan anggota PSHT yang meninggal akibat bentrokan beberapa hari lalu.
Andi Peci juga meminta, bonek bisa menahan diri dan tidak terpancing provokasi. Semua harus bisa menaati proses hukum yang sedang ditangani polisi.
“Kami hormati proses hukum dan membantu untuk menguangkap kasus ini. Bonek tahan diri dari gerakan-gerakan,” pinta Andi Peci.