Nasional

Ini Alasan Yenny Wahid Gelar Hari Perdamaian Internasional di Sumenep

SUMENEP, FaktualNews.co – Direktur Wahid Foundation, Yenyy Wahid sangat terkesan dengan para perempuan yang ada di Madura. Hal itulah yang melatar belakangi pihaknya menggelar Hari Perdamaian Internasional di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Pernyataan tersebut disampaikan Yenny dalam sambutannya di Ponpes Annuqayah, Kabupaten Sumenep. Ia mengatakan gagasan tersebut merupakan rasa bangga Wahid Foundation kepada perempuan Indonesia, khususnya di Madura yang mempunyai karakter khas.

Yenny menuturkan, ketika dari UN Women menghubungi Wahid Foundation untuk membuat kegiatan Perayaan Hari Perdamaian Dunia yang melibatkan kelompok perempuan di masyarakat, Yenny mengaku langsung tertuju ke Madura.

“Kamuflase kami langsung ke Madura saja. Bukan karena suami saya dari Madura loh, tapi karena karakter perempuan Madura yang memang dikenal sebagai pribadi yang ulung, pribadi yang pekerja keras, religius, serta senang bergotong-royong,” tutur Yenny.

Yenny mengatakan, hari ini adalah agenda kolaborasi antara UN women dan Wahid Foundation dengan didukung khusus dari Pemerintah Jepang.

“Di sini juga telah hadir konjen Jepang, mendapat mandat untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan di dunia,” katanya dihadapan para tamu undangan.

Pihaknya juga berterima kasih kepada pondok pesantren Annuqayah yang telah bersedia untuk menjadi tuan rumah dalam acara tersebut.

“Pondok pesantren Annuqayah merupakan pesantren tertua di Sumenep. Dari sinilah banyak lahir tokoh ulama dan kyai,” sebutnya.

Ditegaskan putri mantan presiden ke 4 ini, selama ini, para kyai memperjuangkan untuk menciptakan ketentraman dan kedamaian di bumi Nusantara. Untuk itu, perempuan merupakan tiang negara, kalau perempuan yang baik maka negaranya juga baik.

“Pasti dibelakangnya terdapat peran perempuan yang luar biasa turut serta dalam perjuangan tersebut,” kata dia.

Diharapkan, para perempuan di Madura, memiliki program penguatan ekonomi keluarga, dimana perempuan akan dibantu untuk meningkatkan kemampuannya dalam mencari tambahan nafkah.

“Mereka bisa tetap tinggal di rumah untuk mengasuh anaknya, tetapi bisa membuat usaha kecil membantu pendapatan keluarganya,” harapnya.

Di sisi lain, para perempuan juga diperoleh kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai perdamaian di lingkungannya masing-masing. Sehingga tidak mudah terpancing oleh provokasi orang-orang yang ingin menciptakan konflik di tengah-tengah masyarakat.

“Program ini kami juga melibatkan banyak kyai, banyak gus, dan banyak lora (sebutan untuk anak kyai di Madura) untuk membantu membangun pemahaman kaum perempuan terutama mengenai nilai-nilai Pancasila, karena merekalah orang yang paling tepat untuk bicara pancasila,” tukasnya.