Sudah Sejak Lama Pelayanan RSUD Jombang Dikeluhkan
JOMBANG, FaktualNews.co – Satu persatu, pasien ataupun keluarga pasien yang kecewa terhadap pelayanan RSUD Jombang mulai mengutarakan keluhannya. Pelayanan Rumah Sakit milik pemerintah daerah itu ternyata sudah dikeluhkan sejak lama.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Eny, salah satu keluarga pasien yang berobat di RSUD Jombang. Eny mengaku pernah mengantar kakak iparnya pada 14 Februari 2017 lalu.
“Saya juga punya pengalaman tidak mengenakan di RSUD Jombang pada bulan Februari lalu. Kita kesulitan dapat kamar,” tuturnya, Senin (9/10/2017).
Kala itu, Eny dan sang suami datang membawa kakak iparnya ke RSUD pada pukul 23.00 WIB. Selanjutnya, pasien masuk ke ruang IGD untuk diobservasi terlebih dahulu.
Eny menyebutkan, kakak iparnya tersebut berinisial KA (57), warga Kecamatan Tembelang. Setelah diperiksa, perawat tidak membawa pasien ke kamar perawatan pasien dengan alasan kamar penuh.
Akhirnya, lanjut Eny, pukul 01.00 WIB dini hari, kakaknya mendapatkan kamar kelas 1. Sayangnya, pasien baru dibawa ke kamar tersebut pukul 05.30 WIB.
“Kakak iparku kena penyakit jantung, nunggu kamar tidak dapat-dapat, katanya penuh. Padahal saat dibawa ke ruang kelas 1 pada jam 05.00 WIB ada tiga kamar kosong,” bebernya.
Dikatakan Eny, setelah sampai dikamar, ternyata pasien baru dikontrol oleh dokter spesialis pada pukul 16.00 WIB. Padahal kakaknya, menurut Eny, pasien umum dan harus bayar mahal.
Pelayanan baru membaik pada hari ketiga dan selanjutnya. Setelah tahu pasien pasien umum dan mau bayar mahal. “Bagaimana kalau pasien sakit parah, apakah tidak tambah parah lagi dengan pelayanan kayak gini? Saya tidak membayangkan nasib pasien gratis seperti BPJS dan KIS,” sesal Eny.
Disisi lain, ada seorang ibu berinisial S (48), warga salah satu Desa di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, mendapatkan diagnosa yang tidak menentu hingga akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Jombang.
Hal ini seperti diungkapkan anaknya, Zohar (24). Awalnya, beber Zohar, ibunya berdasarkan hasil diagnosa dinyatakan terkena penyakit paru-paru. Sayangnya, keluarga tidak diperbolehkan melihat hasil lab-nya.
Tiga hari berselang, Zohar mendengar ucapan dokter yang merawat kalau sang ibu sudah membaik. Tetapi, dokter kembali mendiagnosa ibunya dengan penyakit syaraf. Padahal saat diminta hasil lab, dokter tak bisa menunjukkannya.
“Kata dokter paru-parunya sudah membaik, setelah itu dokter mendiagnosa ibu saya kena penyakit syaraf. Padahal tidak ada pemeriksaan lab yang ditunjukkan kepada keluarga,” paparnya.
Setelah diagnosa mengalami gangguan syaraf, keesokan harinya sang ibu tidak sadarkan diri. Dalam kondisi seperti itu, ibunya hanya ditangani oleh perawat saja.
Sebelum meninggal dunia, lanjut Zohar, si ibu mengalami massa kritis selama 18 jam. Sayangnya, dalam masa kritis itu, perawat yang jaga malah tampak asyik selfi dan tertawa disamping pasien.
Zohar kembali menjelaskan, saat itu ibunya di rawat di ruang cempaka selama empat hari. Tepat tanggal 18 Oktober 2017 nanti, merupakan 40 hari kepergian sang ibunda tercinta.
“Tanggal 18 bulan ini udah masuk 40 harinya. Pokoknya satu ruangan ada 6 orang pasien. Di ruangan itu dalam waktu seminggu ada 4 orang yang meninggal termasuk ibu saya,” tuturnya.
“Intinya pelayanan RSUD Jombang sangat mengecewakan. Kalau saya boleh bilang lebih bagus pelayanan Puskesmas dari pada RSUD,” sesal Zohar.
Dikalangan warganet, nada miring terhadap kualitas pelayanan RSUD Jombang juga banyak bertebaran. Diantara warga pengguna medsos, bahkan meminta Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko, memberikan sanksi tegas.
“Beri peringatan pak, bagaimanapun ini demi kebaikan warga Jombang. Saya merasakan sendiri pelayanan RSUD Jombang betapa mengecewakannya padahal saya memakai umum (bukan BPJS),” tulis akun MM, menanggapi pemberitaan rencana Bupati Jombang memanggil dan meminta penjelasan RSUD Jombang.
“Ditindak donk pak, apalagi pasien yang KIS, kasian,” timpal akun MDS, menanggapi ragam keluhan terhadap pelayanan RSUD Jombang.
Diberitakan sebelumnya, terkait keluhan dari pasien ataupun keluarga pasien, Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko menyatakan akan melakukan penelusuran dan meminta penjelasan dari pihak manajemen RSUD Jombang.
Jika dari hasil penelusuran dan penjelasan manajemen RSUD Jombang, diketahui ada keluhan pasien terhadap pelayanan dan itu tidak segera diselesaikan, pihaknya siap melakukan evaluasi.
“Kalau memang masyarakat kurang puas dengan pelayanan, baik itu yang menggunakan BBJS, kartu Jombang Sehat, Kartu Indonesia Sehat kita akan evaluasi,” beber Bupati Nyono, saat dikonfirmasi FaktualNews.co, Minggu, 8 Oktober 2017.