FaktualNews.co

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia

Akhir Tahun 2017, Sumenep Targetkan Bebas Pasung

Kesehatan     Dibaca : 1570 kali Penulis:
Akhir Tahun 2017, Sumenep Targetkan Bebas Pasung
FaktualNews.co/Supanjie/
Kasi penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa Dinkes Sumenep, Laos Susantina

SUMENEP, FaktualNews.co – Masalah kesehatan jiwa merupakan suatu masalah serius. Untuk itulah, setiap tanggal 10 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Jiwa sedunia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumenep, pasien jiwa mencapai 587 penderita yang tersebar di Kabupaten ujung timur pulau Madura.

“Pasien penderita sakit jiwa 587, tersebar di 30 Puskesmas wilayah kerja setempat,” ujar Kasi Penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa Dinkes Sumenep, Laos Susantina, Selasa (10/10/2017).

Untuk data terakhir penderita yang mendapatkan penanganan ada 27. Dua diantaranya berasal dari luar Kabupaten Sumenep yang saat ini berada di Ponpes Bajigur Kecamatan Manding.

“Disana (Ponpes Bajigur, red), melayani dan merawat pasien jiwa, yang sebagian besar berasal dari luar Sumenep,” imbuh Laos Susantina.

Ditanya tentang kendala disetiap penanganan medis untuk para penderita jiwa, Laos Susantina mengaku medan merupakan kendala utama. Akses rumah penderita rata-rata cukup jauh dari pusat kesehatan.

“Karena akses rumah yang jauh, tak jarang kita sendiri dari petugas puskesmas yang mengantar obat kerumah pasien,” kata dia.

Termasuk juga, minimnya dukungan keluarga dan lingkungan untuk menyembuhkan dan merawat penderita gangguan jiwa menambah sulitnya penderita bisa sembuh.

Tercatat, Tahun 2017, sesuai intruksi Gubernur Jatim Kabupaten Sumenep harusnya sudah bebes pasung (penderita sakit jiwa). “Untuk itu, kami menargetkan Desember 2017 mendatang, Kabupaten Sumenep sudah bebas pasung,” kata Laos Susantina.

Penderita sakit jiwa ini banyak faktor, misalnya Karena keturunan (gen jiwa), termasuk faktor lingkungan dan konsumsi obat-obatan. “Tekanan kerasnya hidup juga bisa menjadi pemicu penyakit jiwa,” sambungnya.

Ditambahkan, yang termasuk Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ini tidak hanya orang gila, mereka yang mengalami dipresi, psikosomatik, juga masuk dalam lingkaran tersebut. “Cuman untuk di Sumenep, yang menonjol hanya penderita sakit jiwanya saja,” tukas Laos Susantina.

Untuk itu, lanjut Laos Susantina, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak malu melaporlan jika ada anggota keluarga yang mengalami sakit jiwa. “Masyarakat kadang masih malu untuk melaporkan, padahal jika dilaporkan sesegera mungkin bisa mendapatkan penanganan dini, dan peluang sembuhnya pun lebih cepat,” ujarnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i