FaktualNews.co

Gara-gara Sepele, Siswa SMPN 2 Ngoro Dikroyok Kakak Kelas

Peristiwa     Dibaca : 10035 kali Penulis:
Gara-gara Sepele, Siswa SMPN 2 Ngoro Dikroyok Kakak Kelas
FaktualNews.co/Syarief Abdurrahman/
MRM korban pengeroyokan kakak kelas tergeletak di ranjang rumah.

JOMBANG, FaktualNews.co – Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Ngoro mengalami patah tulang akibat dikeroyok kakak kelasnya.

Korban berinisial MRM (13) warga Dusun Sukorito, Desa Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. MRM merupakan siswa kelas VII SMP 2 Ngoro.

Menurut keterangan korban, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (6/10/2017) di lingkungan sekolah. Tepatnya, disamping kantin sekolah. Saat itu ia ingin pergi ke kantin dan dicegat oleh AY (14) warga Desa Gajah, GG (14) warga Desa Genukwatu dan FN (14) warga Desa Kayen. Semuanya siswa kelas VIII SMP 2 Ngoro.

Penyebab pengeroyokan itu bermula saat pelaku berinisial GG merasa ditantang oleh korban. Lantaran korban pernah menggeber sepeda motornya di dekat GG. Tetapi korban membantah keras dan merasa tidak pernah melakukan tindakan itu.

“Sekitar pukul 07.00 WIB saya mau ke kantin dan langsung dipukul FN. FN sendiri disuruh oleh GG,” katanya kepada FaktualNews.co, Kamis (12/10/2017).

Lanjut MRM, setidaknya ada tujuh orang yang ikut mengeroyoknya. Hanya saja ia hanya mengenal tiga orang pelaku. Saat peristiwa terjadi, ia dipegang oleh sebagian pelaku dan dihujani bogem mentah berkali-kali.

Tidak hanya dipukul, korban juga ditarik dan ditendang berkali-kali secara ramai-ramai. Bahkan korban sempat terjatuh dan saat korban berusaha lari pun para pelaku terus melayangkan pukulan bertubi-tubi.

“Saya diantar pulang sama tukang kebun, tangan saya bengkak, punggung saya lecet dan kepala saya sangat pusing setelah dipukuli,” jelasnya.

Sementara itu, Samutri (56) ibu korban sangat menyesali perbuatan para pelaku dan sikap cuek pihak sekolah. Setelah seminggu pasca kejadian yang menimpa anaknya, pihak sekolah maupun pelaku tidak punya itikad baik.

Padahal, hasil pemeriksaan dokter, anaknya menderita patah tulang parah. Sampai saat ini, pihak keluarga sudah menghabiskan uang jutaan rupiah untuk mengobati korban.

“Anak saya menderita patah tulang, habis ini mau dirujuk ke Jombang. Sampai kini belum ada pihak keluarga dan sekolah yang kesini,” imbuhnya.

Pihak keluarga, lanjut Samutri, mengancam akan membawa persoalan ini keranah hukum jika korban bertambah parah. Sebab, tidak ada upaya meminta maaf dari para pelaku.

“Anak saya ini takut sekolah, minta pindah sekolah juga. Nampaknya dia sedikit trauma. Ini sudah seminggu tidak masuk,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin