Nyaris Cacat Usai Dianiaya Kakak Kelas, DPRD dan DP Jombang Didesak Turun Tangan
JOMBANG, FaktualNews.co – Pengamat pendidikan Jombang, Faizuddin Fil Muntaqobat angkat suara terkait peristiwa pengeroyokan yang menimpa MRM (13) , siswa korban pengeroyokan di SMP Negeri 2 Ngoro.
Menurut ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Intereset Jombang ini, pihak sekolah semestinya tak lepas tangan terkait dengan peritiwa tersebut. Lantaran korban dan pelaku merupakan siswa SMPN 2 Ngoro.
“Apa yang terjadi di sekolahan baik itu terkait dengan pendanaan maupun kesiswaan itu tanggungjawa Kepala Sekolah. Seharusnya hal ini tidak akan bisa terjadi, karena sedini mungkin sudah bisa terdeteksi. Melalui laporan dari wali kelas. Apa gunanya ada wali kelas BK? Apa gunanya ada wakil kepala bidang kesiswaan? Kalau kepala sekolah lepas tanggungjawab maka ini perlu dipertanyakan,” kata Faizzudin (15/10).
Ia pun mendorong, DPRD Jombang untuk turun tangan dan menindaklanjuti kasus kekerasan di sekolah ini. Sebab, jika dibiarkan, bukan tidak mungkin hal semacam itu akan kembali terjadi. Menurutnya, kasus tersebut sudah memakan korban, sehingga perlu adanya penanganan yang serius.
“Saya berharap Komisi D DPRD Jombang untuk melakukan sidak sehingga anggota dewan dapat informasi yang akurat terkait kronologi terjadinya pengeroyokan tersebut,” imbuhnya.
“Saya juga berharap kepada Dewan Pendidikan (DP) Kabupaten Jombang untuk melakukan investigasi karena ini merupakan salah satu tugas DP, untuk memastikan bahwa pendidikan di jombang ini jauh dari ranah kriminalisasi dan bahwa lembaga pendidikan di jombang ini tidak hanya sebagai sebatas pengajaran tapi pendidikan,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, eorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Ngoro mengalami patah tulang akibat dikeroyok kakak kelasnya. Korban berinisial MRM (13) warga Dusun Sukorito, Desa Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. MRM merupakan siswa kelas VII SMP 2 Ngoro.
Menurut keterangan korban, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (6/10/2017) di lingkungan sekolah. Tepatnya, disamping kantin sekolah. Ia mengalamai penganiayaan hingga mengakibatkan luka berat. Tangannya patah dan harus menjalani perawatan. Selain itu, MRM juga enggan untuk bersekolah lantaran takut.