Dorong Gerobak Dari Madiun ke Surabaya Untuk Kesembuhan Sang Anak, Faktanya..
FaktualNews.co – Betapa besar perjuangan seorang orang tua demi kesembuhan anaknya. Mereka rela mengorbankan apapun yang dipunyai bahkan rela menempuh perjalanan jauh untuk kesembuhan sang anak.
Seperti yang dilakukan oleh seorang bapak asal Madiun, Jawa Timur, yang rela mendorong gerobak sejauh 170 kilometer demi kesembuhan anaknya.
Bapak ‘Super Hero’ ini bernama Suprijadi (52), tanpa letih berjuang demi kesembuhan anaknya yang bernama Waras Yanuar (14), yang mengalami kelumpuhan karena demam tinggi.
Nah, sejak bulan April lalu, ia sudah empat kali membawa anaknya dengan mendorongnya di atas gerobak dari Saradan Madiun menuju Surabaya.
Dari keterangan yang di media sosial Facebook, Suprijadi merupakan warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun.
Cerita ini diunggah oleh akun Facebook bernama Yuni Rusmini pada Kamis, 19 Oktober 2017. Dengan caption seperti ini:
Subhanallah……
Ini Bukan cerita film atau sinetron ,Ini kejadian nyata….. perjuangan seorang bapak menjadi super hero untuk anaknya yg Sakit.
Ini ceritanya……??????❤️❤️❤️❤️??
“”SUPRIADI,,WARGA MADIUN,,MENDORONG GEROBAK,,SEJAUH 170 KILOMETER,,DEMI KESEMBUHAN ANAKNYA,,.””
Sejak bulan April lalu, Suprijadi (52) sudah empat kali membawa Waras Yanuar (14) dengan mendorongnya di atas gerobak dari Saradan Madiun menuju Surabaya.
Suprijadi memilih jalan sendiri untuk berjuang mencari kesembuhan anaknya yang lumpuh karena sakit panas ini. Karena Kartu Keluarga (KK) belum beres sampai sekarang.
Sebelum mendorong gerobak ke Surabaya, Suprijadi sudah sering mendorong anaknya di atas gerobak untuk periksa di Puskemas Caruban Madiun dan Wilangan Nganjuk.
“Setiap anak saya kambuh kejang saya bawa ke Puskesmas dengan naik gerobak,” katanya.
Di perjalanan, Suprijadi memodifikasi gerobak buatan sendiri ini dengan kelambu kain seadanya. Di perjalanan kalau Yanuar lapar dan haus dia berhenti ke warung. Setiap perjalanan dia membawa uang saku Rp100 ribu sampai Rp150 ribu hasil pemberian orang di kampung atau hasil kerja di sawah.
“Saya mau minta tolong orang ya sungkan. Saya dorong saja anak saya sak teko tekone (sampai di tujuan),” katanya.
Selama di RSUD Dr Soetomo Surabaya, pengobatan Yanuar dibantu oleh saudara Suprijadi yang bekerja di Rumah Sakit tersebut. Karena Suprijadi tidak enak dibantu terus, maka dia putuskan untuk berobat dengan resmi menggunakan administrasi resmi. Saat ini dia akan mengurus KK agar Pemerintah Kota Surabaya yang menawarkan bantuan bisa terealisasi.
Saat ini, Suprijadi dan istrinya Winarsih bersama Yanuar tinggal di kos-kosan kecil milik Ayu Agustina anak ketiganya di Jl Ki Joyoastro RT 21 RW 8 Kedung Turi, Taman, Sidoarjo.
#yunirusmini fb
#tidak Ada usaha yg sia”, selama Kita berjalan di jalan Nya…. contohnya kisah Ini.
https://www.facebook.com/yuni.rusmini/posts/1883359765013068
Kepala Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, Sukimin, saat dikonfirmasi awak media pada Jumat (20/10/2017), membenarkan bahwa Suprijadi pernah tinggal di desanya sekitar lima tahun mulai 2005 sampai 2011.
Sejak tinggal di Madiun Suprijadi bersama istrinya Winarsih saat itu tinggal di rumah kakak iparnya, bernama Sulistianingsih.
“Iya pernah tinggal disini, tapi cuma lima tahun,” ungkapnya.
Sementara itu, kakak Suprijadi, Sulistianingsih, menuturkan dirinya sudah lama tidak berkomunikasi dengan sang adik. “Terakhir kali ketemu pada saat bulan puasa kemarin di Surabaya,” jelasnya.
Ia menambahkan, Suprijadi dan Winarsih, memiliki empat anak. “Anak yang dibawa menggunakan gerobak ke RSUD dr. Soetomo tersebut merupakan anak terakhirnya,” tukas Sulistianingsih.