FaktualNews.co

Usulan Anggota DPRD Sumenep

Kepulauan Sering Dilanda Krisis Air, Pemkab Sumenep Diminta Sediakan Perahu Tandon

Birokrasi     Dibaca : 1044 kali Penulis:
Kepulauan Sering Dilanda Krisis Air, Pemkab Sumenep Diminta Sediakan Perahu Tandon
FaktualNews.co/Supanjie/
Badrul Aini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumenep

SUMENEP, FaktualNews.co – Setiap tahun, sebagian wilayah kepulauan di ujung timur pulau Madura sering terjadi krisis air bersih. Guna memenuhi kebutuhan itu, pemerintah daerah perlu menyediakan perahu tandon untuk mempercepat pendistribusian air bersih antar pulau.

Gagasan itu sebagaimana disampaikan anggota DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, Badrul Aini. “Saat musim kemarau warga kepulauan pasti mengalami krisis air bersih,” katanya, Jumat (27/10/2017).

Menurut Politisi PBB asal Pulau Kangean itu, untuk memenuhi kebutuhan air, terkadang pendistribusian air menggunakan perahu biasa. Sehingga terkadang tidak maksimal. “Makanya perlu ada perahu tandon,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Abd Rahman Riadi mengamini usulan itu. Sebagai langkah kongkrit, pihaknya telah mengusulkan bantuan perahu tandon kepada pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Kita sudah usulkan, siapa tahu 2018 ini usulan kami bisa terakimodir,” ungkap Kepala BPBD Sumenep, Abd Rahman Riadi.

Dikatakan, setiap tahun,di sejumlah pulau kecil rutin dilanda krisis air bersih saat musim kemarau. Itu karena sumber mata air untuk memasak dan minum tidak ada.

Kondisi tersebut, lanjut mantan Sekretaris Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) tersebut, selalu dikeluhkan masyarakat. Salah satunya di Pulau Kecil yang jauh seperti Saur Saebus, Sakala Kecamatan Sapaken, Bungin Nyarat, Desa Saseel, Kecamatan Kangayan, termasuk wilayah Kecamatan Raas.

“Warga di Pulau tersebut harus mengambil air bersih ke Pulau lain yang memiliki sumber air, sehingga Pemkab perlu menfasilitasi ke Pemprov Jatim guna mendapat bantuan perahu tandon agar proses distribusinya lebih mudah,” ungkapnya.

Selama ini, untuk membangun sarana air bersih berupa pengeboran atau pipanisasi di Pulau-Pulau kecil dinilai sulit dilakukan.

“Pipanisasi membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga untuk program SPAM (Pembangunan sistem penyediaan air minum) hanya dilakukan di wilayah kering langka, yakni di kecamatan Nonggunong dan Gayam Kecamatan Pulau Sapudi,” kata Abd Rahman Riadi.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i