Kronologi Pembunuhan Sadis Siswi MTsN di Sumenep Versi Polisi
SUMENEP, FaktualNews.co – Kepolisian Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, akhirnya mengungkap kronologi pembunuhan sadis Alisa Hariyani (14) siswi yang masih duduk dibangku kelas IX di MTsN di Sumenep.
Tangan korban patah akibat sabetan senjata tajam. Sementara pinggang korban mengalami luka sabet dan kepala serta korban mengalami luka di bagian wajah.
Meskipun begitu, remaja asal Jalan Merpati Gg. IV RT. 02/ RW. 08, Desa Pamolokan, Kecamatan Kota itu masih kuat dan menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu 22 Oktober 2017 malam di RSUD Dr Moh Anwar Sumenep.
Kapolres Sumenep AKBP H Joseph Ananta Pinora mengatakan, sebelum terjadi pembunuhan korban sempat berkomonikasi dengan pelaku atas nama Didik Sugianto (20). Pelaku ini merupakan warga Dusun Guwa, Desa Manding Timur, Kecamatan Manding.
Sabtu, 21 Oktober 2017 Alisa sapaan akbrap korban diminta untuk datang ke salah satu rumah kos di Sumenep oleh pelaku. “Setelah itu pelaku dan korban mengajak pergi ke suatu tempat yang korban tidak mengetahui. Saat itu pelaku dengan korban menggunakan motor milik Alisa,” terang Kapolres dalam keterangan rilisnya.
Sesampainya di tegalan tepatnya di sebelah barat pasar barisan, Desa Mantajun, Kecamatan Dasuk, pelaku mengatakan jika jalan yang dilalui merupakan jalan buntu. Sehingga pelaku turun dan Alisa disuruh untuk menyetir motor yang digunakan. Sementara pelaku meminta untuk dibonceng kepada korban.
“Tidak lama kemudian, pelaku mengambil celurit yang awalnya diletekan dipinggangnya. Kemudian calurit itu disabetkan ke pinggang korban bagian kanan,” jelasnya.
Mengetahui hal itu, korban memilih melompat dari motornya dan menunduk dengan posisi jongkok. Kemudian pelaku kembali menyabetkan celurit ke arah kepala Alisa. Namun, Alisa menangkis menggunakan kedua tangannya, sehingga sabetan celurit tersebut mengenai tangan korban.
“Akibat sabetan itu, tangan korban mengalami patah tulang. Kejadian itu antara pukul 16.00 hingga 17.00 WIB,” tambah Pewira Menengah dengan melati dua di pundaknya itu.
Tidak berhenti disitu, aksi brutal pelaku terus dilakukan dengan membacok korban di area kepalanya. Sehingga korban terlentang dengan bersimbah darah. Karena pelaku menganggap korban sudah meninggal, pelaku meninggalkan Alisa di lokasi dengan mengendarai sepeda motor milik Alisa.
“Kemudian malam harinya pelaku pergi ke kota untuk pesta minuman keras. Itu dilakukan untuk menghilangkan jejak aksi mereka,” tegasnya.
Korban baru ditemukan oleh warga keesokan harinya, Minggu 22 Oktober 2017 sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu korban masih bernyawa meskipun dalam kondisi kritis. Saat ini pelaku sudah berhasil diamankan petugas polisi di daerah Banten Jawa Barat.