Basmi Hama Tikus Perlu Inovasi, Tak Selalu Andalkan Gropyokan
GRESIK, FaktualNews.co – Memasuki musim tanam para petani di Dusun Glintung, Desa Kepatihan, Kecamatan Menganti, Gresik, menggelar pembasmian tikus dengan cara beramai-ramai atau gropyokan, Senin (6/11/2017).
Gropyokan tikus sendiri dilakukan di tanggul maupun pematang sawah yang dinilai banyak sarang tikus.
Dengan menggunkan alat seadanya seperti sebilah kayu, para petani menunggu tikus yang keluar dari sarangnya, karena disemprot menggunkan asap, agar tikus-tikus keluar.
Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Distan) Gresik, M Nursyamsi, mengatakan ada dua metode dalam pembasmian tikus yakni, dengan cara akademis, dan kedua dengan cara tradisional seperti gropyokan.
“Yang paling sering digunakan yakni, cara tradisional. Cara ini memang efektif namun dianggap kurang baik untuk proses tanam,” ungkapnya.
Pasalnya, kekebalan tanaman padi selalu berubah dan menyesuaikan diri tergantung tanahnya.
“Hama tikus memang menjadi permasalahan yang cukup serius, karena sulit dibasmi. Maka perlu inovasi agar tidak selalu mengkedepankan cara tradisional,” tambah Nursyamsi.
Dengan inovasi, tanaman padi bisa tumbuh baik dan subur serta tahan terhadap serangan hama tikus.
Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi ke petani dengan mengkedepankan inovasi.
“Petani biasanya mengandalkan pengalaman, dan cara tradisional. Padahal, dengan inovasi malah membantu petani agar tanamannya subur dan tahan terhadap hama,” pungkasnya.