FaktualNews.co

Soelawi, Pengawal Sukarno yang Kini Merana

Peristiwa     Dibaca : 2984 kali Penulis:
Soelawi, Pengawal Sukarno yang Kini Merana
FaktualNews.co/syarief Abdurrahman/
Soelawi (tengah) mantan pengawal Ir. Soekarno diapit Kapten Suwandi dan Bhabinkqmtibmas.

JOMBANG, FaktualNews.co – Menjadi pejuang kemerdekaan ternyata tidak serta merta membuat hidupnya mapan. Tidak sedikit veteran yang kini hidup dalam kondisi dibawah garis kemiskinan.

Seperti yang dialami Soelawi, salah satu pengawal Presiden Sukarno asal Jombang. Pejuang ini menghabiskan masa hidupnya disebuah gubuk kecil berukuran 4 x 2 meter di Desa kedungturi, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.

Soelawi merupakan mantan anggota Korps Komando Operasi (KKO) yang kini berganti marinir. Soelawi lahir pada tahun 1875 di Semarang. Ia yang memiliki nama asli Raden Sulisetyo Haji Dawut Sulistyo Imam Sentot. Namanya diganti langsung oleh Bung Karno.

“Saya masuk KKO pada tahun 1950. Sebelum menjadi seorang prajurit, saya ikut pejuang gerilawan merebut Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1942. Nama saya diganti oleh Ir Soekarno karena alasan tertentu dan tahu lahir saya diganti 1939,” jelasnya, Minggu (12/11/2017).

Soelawi hidup sebatang kara di sebuah gubuk bekas tokoh istrinya. Bangunan kecil tersebut bediri diatas tanah mertuanya yang kini jadi milik adik iparnya. Di dalam ruang kecil inilah ia menghabiskan masa tuanya. Sebuah tempat yang sangat tidak layak untuk seorang pejuang seperti Soelawi.

“Kalau tidak ada uang ya hutang tetangga, nanti dibayar dari uang pensiunan sekitar Rp. 1,3 juta per bulan. Saya menikmati hidup ini dan tidak pernah menyesal menjadi tentara” paparnya.

Sebagai pengawal Sukarno, Soelawi memiliki banyak barang yang berhubungan dengan Presiden pertama Indonesia itu. Seperti cincin, buku, foto dan beberapa barang lainnya. Barang bersejarah tersebut masih disimpannya walaupun sebagian tidak terawat lagi. Karena setelah pensiun pada 1983, Soelawi memilih bermukim di Jombang rumah mertuanya.

“Kelima anak saya sudah berkeluarga dan berada diluar pulau. Istri saya sudah meninggal sekitar 3 tahun lalu,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Marinir Jombang, Kapten Marinir Suwandi menyebutkan pihaknya baru mengetahui keberadaan Soelawi beberapa minggu yang lalu lewat media sosial. Selanjutnya, pihaknya lewat bagian intel mengecek ke lapangan tentang informasi tersebut dan ternyata benar.

Hasil peninjauan tersebut dilaporkan ke Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI AL, Mayor Jenderal TNI (Mar) Bambang Suswantono untuk ditindak lanjuti. Sejurus kemudian Dankormar memerintahkan untuk melakukan bedah rumah Soelawi. Hal ini guna membuat pria tua tersebut nyaman. Karena rumah beliau dalam keadaan sempit, kumuh dan banyak bagian yang rusak.

“Awalnya kita ingin membedah rumah beliau, tetapi karena tanah tempat bangunan ini bukan milik pribadi melainkan punya saudaranya. Maka hanya kita perbaiki saja bangunan yang rusak. Kurang kamar mandi dan WC yang belum bisa kita bangun” ujarnya.

Rumah Soelawi yang awalnya kusam kini tampak bersih setelah dicat dengan warna biru laut. Petugas berbaju loreng juga memperbaiki beberapa rak-rak yang ada didalam rumah. Tempat tidur Soelawi pun tak luput dari perbaikan. Bahkan lambang jangkar kebanggan angkatan laut yang ia buat ditembok rumah sejak lama kini tampak cerah dan megah.

Suwandi menerangkan, Soelawi sudah terdaftar sebagai Purnawiraan TNI AL. Tetapi sayangnya beliau belum tercatat sebagai veteran. Padahal menurut keterangan Soealwi, ia pernah berperang merebut kemerdekan. Antara lain di Manado, Aceh, Kongo, Pulau Kalimantan, Irian Jaya, serta masa konflik pengambilan Timor-Timur pada tahun 1975.

“Beliau purnawirawan TNI AL, itu dapat dilihat dari sket pensiun, tanda jas, piagam, dan bukti ekspedisi menaklukkan gunung rinjani dan juga pernah ngawal KRI Dewaruci. Untuk veteran kita masih melacak,” papar Suwandi.

Selanjutnya, karena kecintaannya pada Sukarno membuat ia dikirim ke Amerika untuk menempuh pendidikan kesehatan militer dan ilmu kemiliteran selama setahun. Pengalaman dan pengabdian sosok Soelawi pada negara tidak perlu diragukan lagi.

Oleh karenanya, Suwandi akan bekerjasama dengan teman-teman sesama marinir untuk mendata senior TNI AL yang masih terlantar. Harapannya kedepan tidak ada lagi ceritanya para pejuang dan pembela tanah air yang hidup susah.

”Kita bersyukur beliau masih dapat tunjangan pensiun, karena hanya itu tempat beliau menggantungkan hidup. Kita akan data lagi senior-senior TNI yang hidupnya susah. Kalau tidak kita siapa lagi,” pungkasnya

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin