Ekonomi

Jelang Musim Tanam, Petani di Jombang Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi

JOMBANG, FaktualNews.co – Petani di wilayah Jogoroto, Jombang, mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Padahal, saat ini sudah masuk musim tanam.

Ini diungkapkan, salah seorang petani asal Desa Mayangan, Jogoroto, Syaiful, sudah mencari pupuk ke berbagai daerah di Jombang tetapi tetap tidak ada. Bahkan, ia pernah mencari pupuk sampai Kabupaten Kediri.

“Kelangkaan pupuk saat ini sangat meresahkan masyarakat. Selain benih tanaman, pupuk juga merupakan salah satu bahan pokok produksi pertanian. Apalagi menjelang musim tanam padi sekarang ini pupuk yang beredar sangat langka. Padahal masyarakat saat ini sudah mulai banyak yang menanam benih padi,” jelasnya, Jumat (24/11/2017).

Syaiful menambahkan, pupuk tanam yang beredar dipasaran hanya tinggal urea. Itu pun juga sudah sangat susah mencarinya. Untuk membeli pupuk, ia harus merogoh kocek sebanyak Rp.160 ribu perkarung. Padahal biasanya hanya berkisar pada harga Rp. 95 ribu rupiah.

“Saya bingung cari pupuk kemana-mana pada habis semua tinggal pupuk urea saja. Susah sekali sekarang. Masa tanam udah dekat mau deder bibit padi masih belum dapat pupuk,” Kata Syaiful.

Ia sangat menyayangkan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang mendiami kelangkaan pupuk yang sering terjadi di masyarakat. Kelangkaan kali ini, sebut Syaiful merupakan paling parah dalam beberapa tahun ini. Jika kelangkaan ini terus berlangsung, bisa-bisa produksi tanam padi tahun ini akan menurun dan menimbulkan kelangkaan.

“Awal masa tanam seperti ini masyarakat sebenarnya tidak butuh pupuk urea. Karena sifatnya yang terlalu dingin maka urea menjadi alternatif terakhir untuk pemupukan awal,” ujarnya.

Sementara itu, ketua kelompok tani Desa Mayangan, Mansyur Abidin menjelaskan pupuk urea sebenarnya membuat padi jadi rentan terkena berbagai macam penyakit terutama penyakit daun padi mengering.

Mansyur meminta agar regulasi tentang distribusi pupuk diperjelas dan dilakukan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi permainan kartel bebas. Karena sektor pertanian adalah faktor utama penyokong stabilitas negara.

“Pemerintah harus arif dalam menyikapi masalah pangan di Indonesia, jangan hanya kalau harga pangan mulai naik keburu diturunkan tapi juga kalau harga pupuk meroket dan stoknya terbatas pemerintah harus tanggap menyelesaikan permasalahan itu,” tandasnya.