Pendidikan

Alumni Tebuireng Diharapkan Mampu Kurangi Kesenjangan

JOMBANG, FaktualNews.co – Alumni Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, diharapkan mampu melahirkan generasi baru ulama yang mampu mengurangi kesenjangan antara Islam yang indah dan perilaku muslim yang tidak indah atau kurang indah.

Menurut Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), kesenjangan antara ajaran dan perilaku umat Islam merupakan salah satu masalah kini sedang dihadapi masyarakat. Alumni Pesantren Tebuireng diharapkan mampu mengurangi kesenjangan tersebut.

Hal itu diungkapkan Gus Sholah saat Wisuda Mahasantri IV Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) Tebuireng, Ahad (26/11/2017). Ma’had Aly adalah perguruan tinggi keagamaan Islam yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang penguasaan ilmu agama (tafaqquh fiddin) berbasis kitab kuning, yang diselenggarakan oleh pondok pesantren.

MAHA Tebuireng berdiri sejak 6 September 2006 serta memiliki konsentrasi kajian hadis dan ilmu hadis. Tapi, keberadaannya baru diakui secara resmi oleh pemerintah pada 30 Mei 2016. “MAHA Tebuireng merupakan satu dari 13 Ma’had Aly yang diakui pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 71/2015,” ujar Rektor MAHA Tebuireng Nur Hannan.

Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Masykuri Bakri yang didaulat menyampaikan orasi ilmiah juga mengingatkan para alumni Ma’had Aly agar selalu menjaga integritas dan moralitas. “Moralitas telah menjadi barang langka. Ini tantangan kita bersama, termasuk alumni Ma’had Aly,” ujar pria asal Tuban yang pernah mondok di Pesantren Seblak ini.

Masykuri menuturkan, selain kedalaman ilmu agama, alumni Ma’had Aly harus memiliki dua karakter penting yang disebutkan dalam surah al-Qashash ayat 26. Yaitu al-qawiy (kuat) dan al-amin (terpercaya). Mengutip pendapat Ibnu Taymiyah, Masykuri menuturkan bahwa al-qawiy memiliki tiga dimensi makna. Yaitu, kompetensi, profesionalitas dan karakter yang kuat.

Kompetensi lulusan Ma’had Aly, menurut dia, tidak diragukan lagi. “Saya yakin Anda sangat kompeten, baik secara substantif maupun metodologis,” tegasnya.

Karenanya, dia berpesan agar para wisudawan menunjukkan karakter profesional. “Hilangkan kesan bahwa lulusan Ma’had Aly tidak memiliki etos kerja tinggi. Justru sebaliknya, harus ditunjukkan bahwa orang yang memiliki basis pendidikan keagamaan kuat adalah orang-orang yang profesional,” pesannya.

Selain dua hal itu, karakter yang kuat juga tidak kalah penting untuk menjawab tantangan zaman. “Alumni Ma’had Aly harus memiliki karakter bijak (hikmah), berani (syaja’ah), mandiri (‘iffah) dan adil (‘adalah). Katakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah. Di mana pun Anda berada,” tegas Masykuri.

Salah satu persoalan mendesak yang harus dijawab lulusan Ma’had Aly adalah merebaknya informasi palsu (hoax) dan propaganda di dunia maya. Karena itu, imbuh dia, alumni Ma’had Aly juga harus memanfaatkan teknologi informasi untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah.

Terakhir, Masykuri berpesan bahwa rasio dan intelektualitas bukan segala-galanya. “Tanpa disertai spiritualitas, semuanya akan lepas,” pungkasnya.

26-11-2017/DAY