JOMBANG – FaktualNews.co – Pada Februari 2017, sebuah jembatan di Desa Kedunglumpang, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengalami kerusakan akibat diterjang banjir. Jembatan tersebut menjadi penghubung antar desa dan jalur utama ke sekolah bagi anak-anak SD dan TK di desa setempat.
Namun, setelah hampir setahun rusak, jembatan yang ambrol tersebut tak kunjung diperbaiki. Hingg kini, jembatan hanya diberi kayu dan bambu agar tetap bisa digunakan warga sekitar.
Fungsi jembatan pun menjadi terbatas. Jembatan hanya bisa dilewati sepeda onthel, sepeda motor dan pejalan kaki saja. Itupun banyak yang putar arah karena takut jatuh.
Kepala Desa Kedung Lumpang, Asan Basori (63), kerusakan jembatan yang ada di desanya terjadi saat sedang terjadi banjir di desanya pada awal tahun ini.
“Rusaknya jembatan ini karena aliran sungai yang cukup deras akibat hujan lebat di Wonosalam. Ini berpengaruh pada badan jembatan yang tak mampu lagi menahan gempuran air dan ambrol,” jelasnya, Kamis (30/11/2017).
Jembatan yang rusak namun tak kunjung diperbaiki tersebut menghubungkan antara Desa Kemodo, Wonoayu, Mojolegi dan Kedunglumpang. Selain itu, jalan tersebut juga menjadi jalur utama siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Kedunglumpang dan Taman Kanak-kanak.
Alhasil, karena jembatan tak kunjung diperbaiki, masyarakat membuat jembatan alternatif dengan cara menyambung jembatan dengan kayu dan bambu. “Bagian yang runtuh kita kasih kayu dan bambu agar bisa digunakan anak sekolah,” beber Asan Basori.
“Tetapi setiap beberapa bulan sekali kita ganti. Sampai sekarang, kita sudah tiga kali mengganti kayu dan bambu yang digunakan untuk menghubungi jembatan. Sebab banyak anak TK, SD dan Pesantren Babussalam lewat sini setiap hari,” tambah Asan Basori.
Asan mengaku sudah membuat proposal ke Pemerintah Daerah tepatnya ke Dinas Perumahan Dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Jombang. Tidak hanya itu, wakil Gubenur Jatim, Syaifullah Yusuf juga sudah mengunjungi jembatan malang ini.
Sayangnya, hingga menjelang tutup tahun 2017 belum ada kabar terbaru mengenai perbaikan. “Dulu sudah pernah buat proposal ke Perkim tapi belum ada kelanjutan. Kemarin ketemu perwakilan Perkim disini, diminta buat proposal baru lagi. Kita buat lagi lah,” tambah Asan.
“Kita kasihan sama anak SD dan TK, seakan mereka bertaruh nyawa lewat disini. Kita juga bingung mau bangun baru tidak ada dana. Kita hanya bisa menunggu proposal kedua ini bisa menurunkan dana,” sebut Asan Basori.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Jombang, Arif Gunawan, mengaku sudah menerima proposal renovasi jembatan dari masyarakat sekitar.
Dikarenakan jembatan rusak akibat bencana alam maka proposal tersebut diajukan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang lalu dilanjutkan ke Provinsi Jawa Timur.
“Benar, proposalnya sudah masuk ke kita cukup lama. Selanjutnya kita serahkan ke BPBD Jombang lalu dibawa ke provinsi karena ini bencana alam. Jadi kita masih menunggu realisasi dana tanggap darurat bencana dari Pemprov Jatim,” katanya.
Arif mengatakan, pihaknya sudah bertindak sesuai prosedur yang ada. Hal ini juga sejalan dengan arahan dari wakil gubenur Jawa Timur. Perkim dalam hal ini hanya menjadi fasilitator atau kepanjangan tangan dari masyarakat.
“Ini dibawah Perkim, tapi waktu itu disuruh Gus Ipul usulkan ke Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Timur karena ada bencana. Katanya 2018 ini turun. Coba cek lagi. Kalau kita sendiri belum menerima apa pun terkait ini,” pungkasnya.