FaktualNews.co

Jembatan Rusak Parah, Akses Petani Kudu Jombang Menuju Sawah Terputus

Ekonomi     Dibaca : 1500 kali Penulis:
Jembatan Rusak Parah, Akses Petani Kudu Jombang Menuju Sawah Terputus
FaktualNews.co/Syarief Abdurrahman/

JOMBANG, FaktualNews.co – Para petani di Desa Kudubanjar, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, harus menempuh jarak yang lebih jauh, menyusul kerusakan jembatan penghubung ke area persawahan di desanya.

Pasalnya jembatan penghubung antara desa dengan lahan pertanian sekitar 200 hektar tidak bisa lagi dilalui. Jembatan dengan kontruksi baja tersebut sejak sejak beberapa minggu lalu, sehingga petani harus ambil jalan memutar sekitar 2 kilometer jauhnya.

Jembatan penyeberangan sepanjang belasan meter ini menjadi akses bagi ratusan petani yang hendak ke sawah. Jembatan ini dibangun sejak puluhan tahun lalu dari kerangka baja yang disumbang pabrik gula Gempolkrep Mojokerto. Selain itu, pembangunan juga dibantu oleh subsidi Pemerintah Kabupaten Jombang dan masyarakat sekitar.

“Jembatan ini sudah sejak dulu mulai rusak. Kira-kira dibangun pada tahun 1995 lalu. Penyebab kerusakan yaitu ketika musim panas banyak tanaman kangkung disini dan nyangkut di tiang jembatan. Pas musim hujan kena arus derasnya sungai sampai tiang jembatan ambruk,” jelas salah satu petani yang enggan disebut namanya kepada FaktualNews.co, Jumat (01/12/2017).

Pantauan FaktualNews.co dilapangan memperlihatkan kondisi jembatan sudah rusak parah. Tiang jembatan bagian barat miring dan lantainya dari semen pecah serta berjatuhan ke dalam sungai. Kini, kendaraan roda dua dan jalan kaki saja tidak bisa melintas.

Warga sekitar menyayangkan sikap pihak Pemerintahan Desa dan Pemerintah Kabupaten Jombang yang tidak segera memperbaiki jembatan. Padahal, mayoritas warga Desa Kudubanjar bekerja sebagai petani dan jembatan penyeberangan ini menjadi sarana penting petani untuk ke sawah.

“Petani sedih melihat kondisi ini. Setiap hari harus berputar jauh untuk menyeberangi sungai. Dan hasilnya yang sedikit dipersulit dengan biaya tambahan transportasi karena jembatan rusak,” ujarnya.

Sebenarnya, para petani telah berencana membangun sendiri jembatan itu dengan cara , patungan. Tetapi dana yang dikumpulkan masih kurang. Warga berharap pemerintah bisa membantu membangun jembatan untuk meringankan beban masyarakat.

“Berharap ada perhatian dari pemerintah dan dinas terkait. Sekarang masih musim panen dan sebentar lagi musim tanam. Kasihan teman-teman petani harus jalan jauh menuju sawah. Kalau lewat jembatan langsung menuju sawah,” paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Kudubanjar, Samari (46), mengaku sudah mengetahui kerusakan pada jembatan tersebut. Namun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk membangun kembali jembatan.

“Untuk perbaikan jembatan tidak memungkinkan memakai dana desa lagi. Karena sudah digunakan untuk kebutuhan lainnya. Dan renovasi jembatan tersebut butuh dana banyak juga. Jadi dalam waktu dekat belum bisa diperbaiki,” ungkapnya.

Samari menyebutkan, banyak pihak yang sudah melihat kondisi jembatan. Pada awalnya mereka berniat memperbaiki dan ada juga yang ingin membuat baru.

Tetapi Samari tidak menyebutkan nama pihak yang melakukan survei lapangan tersebut. Ia beralasan rata-rata orang yang survei jembatan menjawab tidak bisa membangun jembatan karena tidak menghubungkan antar desa atau jalan utama masyarakat desa.

“Sudah berkali-kali ada yang niat bantu tetapi setelah survei kesini mereka
membatalkan niatnya karena bukan jalan utama. Walaupun disebrang sungai ada sekitar 200 hektar lahan pertanian produktif,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i