FaktualNews.co

Sri Mulyani Sindir Pemkab Banyak Habiskan APBD untuk Rapat

Birokrasi     Dibaca : 919 kali Penulis:
Sri Mulyani Sindir Pemkab Banyak Habiskan APBD untuk Rapat
FaktualNews.co/Istimewa/
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

SURUBAYA, FaktualNews.co – Sindiran kepada pemerintah daerah yang boros dalam menglola anggaran kembali keluar dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Kali ini Sri Mulyani menyindir pemerintah daerah yang banyak mengeluarkan anggaran untuk rapatnya.

Bahkan nominalnya lebih besar dari pemerintah pusat. Hal ini dikarenakan ia melihat pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBD) yang sampai saat ini masih banyak yang amburadul.

“Sebagian daerah membuat standar lebih tinggi dari pusat, perjalanan dinas dan standar rapat. Masa rapat di sini dan daerah menjadi lebih mahal. Itu enggak masuk akal. Oleh karena itu, kita ingin itu diteliti honor team, biaya rapat. Itu artinya APBD habis hanya untuk birokrat,” katanya.

Oleh karena itu, Sri Mulyani meenghimbau agar pemerintah daerah membuat standar biaya masukan (SBM) dan standar biaya khusus (SBK). Pasalnya ia melihat masih banyak daerah yang belu menerapakan standar tersebut.

“APBD dari sisi belanja adalah penggunaan standar biaya masukan dan standar biaya keluaran yang diberbagai daerah masih belum membuat, sehingga dia menggunakan standar sesuka mereka,” paparnya.

Menurutnya, porsi belanja pegawai pemerintah daerah sebesar 37 persen dari APBD, sedangkan belanja modal hanya 20 persen. Selain itu, belanja modal di daerah pun sangat tergantung dari transfer Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik. Namun, ia menilai ada beberapa yang aneh dari pengelolaan APBD tersebut.

“Kalau dari sisi penerimaan, daerah masih tergantung dari transfer pusat ke daerah, dari sisi belanja juga ada problem,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyindir kepala daerah yang selalu membuat rancangan kerja yang banyak tapi tidak terealisasi dengan baik. Oleh karenanya ia menyarankan daerah membuat program yang terfokus sehingga tercapai apa yang ingin dilakukan.

“Kalau kita lihat desain dari belanja di daerah itu lebih mengkhawatirkan lagi. Daerah cenderung buat ribuan program, padahal tujuannya cuma satu, membuat masyarakat makmur dan adil. Makanya saya sarankan untuk daerah agar fokus pada yang mau dicapai,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin
Tags