FaktualNews.co

Negara Ini Tak Memiliki Guru, Kok Bisa?

Internasional     Dibaca : 1031 kali Penulis:
Negara Ini Tak Memiliki Guru, Kok Bisa?
FaktualNews.co/Istimewa/
Apollinare Zaoro saat mengajar di sekolah.

SURABAYA, FaktualNews.co – Apollinare Zaoro, meski seorang petani ia tidak tahu banyak soal pertanian yang ia tekuni. Sementara jagung dan singkong mulai tumbuh di kebunnya, ia justru sibuk menabur bibit ilmu pengetahuan untuk generasi penerusnya. Ya, selain menjadi petani ia juga mengajar di sebuah sekolah dasar.

Satu satunya sekolah yang ada di desanya, hanya 25 Kilometer (KM) dari ibu kota, tidak memiliki guru yang mumpuni. Bahkan 3 bulan terakhir, terpaksa Zaoro sendiri yang menangani pendidikan 105 murid di sekolah itu.

Kelalaian dalam beberapa dekade terakhir, ditambah dengan berkecamuknya perang saudara selama 4 tahun memporak-porandakan Republik Asia Tengah sebagai sebuah negara yang merdeka. PBB menyebut separuh dari jumlah warga negara, diperkirakan mencapai 2,3 juta jiwa, bergantung pada bantuan.

Hampir 80 persen wilayah negara Republik Asia Tengan menjadi ajang pertempuran oleh kelompok-kelompok bersenjata. Mereka sering kali menggunakan gedung sekolah sebagai base camp, taman bermain dirubah jadi area tembak dan meja kursi dijadikan kayu bakar.

Selanjutnya para guru berangsur meninggalkan profesi mereka karena tidak mendapat keuntungan apapun dari aktifitas mengajar mereka. Tidak ada bank di luar ibu kota.

Zaoro mengatakan, pada tahun 2013 ia dan sedikitnya 1.000 warga Yambaro secara teratur harus mengungsi untuk menghindari pasukan pemberontak Seleka. “Kami lari ke semak-semak dan bersembunyi di balik pepohonan atau belukar, di antara ular-ular. Saat itu sulit untuk mendapatkan makanan yang cuku,” katanya.

Zaoro mengaku masih bersyukur karena tidak lama berselang pasukan Anti-Balaka, datang mengusir pemberontak. Namun demikian, cemas dan ketakutan masih mencekam. Zaoro adalah satu diantara 500 orang ‘orang tua-pengajar’ yang menerima kursus kilat soal pendidikan dari badan amal Finlandia.

Lebih dari 8 ribu orang tua – kebanyakan mereka hanya mengenyam pendidikan dasar – direkrut dan dilatih soal pendidikan. Dilaporkan kebutuhan tenaga pengajar di sana mencapai 14 ribu orang.

Para petani yang direkrut sangat menyukai peran barunya. “Saya mendidik para pemimpin masa depan bangsa ini. Ini tentu membanggakan dan membahagiakan. Saya ingin anak-anak ini mampu melakukan banyak hal melampaui apa yang bisa saya lakukan,” tegas Zaoro.

Dia dan sejumlah ‘orang tua-pengajar’ lainnya masing-masing mendapat honor 65 US Dolar setiap bulan. Honor itu diperoleh dari Unicef atas jasa mereka mengampu pembelajaran di 4 kelas berbeda, mulai dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore, selama satu bulan.

“Kami melakukan ini bukan demi uang,” kata Zaoro.

Republik Asia Tengah dilanda peperangan semenjak tahun 2013. Ini menyusul upaya penggulingan pemerintahan Presiden Francois Bozize yang kristiani oleh para pemberontak Muslim Seleka.

Aksi Selaka yang sebelumnya pernah digulingkan oleh Prancis tersebut memancing pembalasan berdarah dari kelompok bersenjata yang secara umum beranggotakan orang-orang kristiani.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin
Sumber
BBC.com
Tags