AS Ajak Korut Duduk Bersama Tanpa Syarat
SURABAYA, FaktualNews.co – Tak bergemingnya Korea Utara (Korut) atas ancaman Amerika Serikat ternyata membuat negeri Paman Sam itu melunak.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, menyampaikan jika Washington siap untuk membuka kembali perundingan pelucutan senjata nuklir dengan Korut tanpa prasyarat.
“Mari bertemu dan berbincang tentang cuaca jika Anda mau. Mari bicara apakah akan jadi perundingan meja kotak atau meja bundar jika itu memang yang Anda mau,” ujar Rex Tillerson dalam sebuah forum kebijakan di Washington, melansir dari BBC, Rabu (13/12/2017).
Pernyataan tersebut seakan mengindikasikan bahwa AS kini sudah jauh lebih melunak. Sebelumnya, AS selalu mengajukan syarat kepada Korut untuk melucuti senjata nuklir mereka terlebih dahulu guna duduk bersama dalam sebuah meja perundingan.
“Dari situ kita bisa mulai menyusun peta, sebuah peta jalan, tentang apa yang mungkin ingin kita jalani,” sambung mantan petinggi perusahaan energi itu.
Kendati demikian, Tillerson menekankan bahwa sanksi ekonomi dan diplomatik terhadap Korea Utara tetap berlaku hingga ‘bom pertama dijatuhkan’. Ia mengatakan bahwa AS tetap tidak bisa menerima Korea Utara menjadi sebuah negara yang memiliki persenjataan nuklir.
Perundingan terkait nuklir Korut mengalami kebuntuan pada 2008. Negosiasi yang melibatkan enam negara itu, Korea Selatan (Korsel); AS; China; Rusia; Jepang; dan Korut, sempat terjadi antara 2001-2007. Namun, ketika Korut sudah sepakat menutup fasilitas nuklir dengan imbalan bantuan bahan bakar serta normalisasi hubungan, perundingan tersebut batal.
Negara serba tertutup itu marah besar setelah Dewan Keamanan PBB menerbitkan pernyataan pada 13 April 2009 yang mengecam peluncuran satelit Korut. DPRK (nama resmi Korut) mendeklarasikan untuk menarik diri dari format enam negara tersebut pada 14 April 2009 dan melanjutkan kembali program nuklir.
Harapan untuk membuka kembali perundingan antara Korut dengan AS beberapa waktu lalu disampaikan oleh Menlu Rusia, Sergei Lavrov. Ia mengatakan kepada Tillerson bahwa Korut menginginkan adanya perbincangan langsung dengan AS. Pyongyang, menurut Lavrov, sedang berupaya mencari jaminan keamanannya dari Washington. Rusia pun siap menjadi negosiator perundingan.