LAMONGAN, FaktualNews.co – Hingga saat ini, di wilayah Lamongan belum ditemukan buku mata pelajaran IPS untuk murid SD yang berisi Yerussalem sebagai ibukota Israel. Meski demikian, Dewan Pendidikan Lamongan meminta dilakukan penarikan jika buku tersebut ditemukan beredar di Lamongan.
Ketua Dewan Pendidikan Lamongan, R. Chusnu Yuli Setyo mengatakan, terkait buku yang memuat konten kontroversial itu, pihaknya agar penerbit buku tersebut tidak hanya merevisi buku. Tetapi harus menarik kembali peredaran buku itu.
“Hingga hari ini belum kami temukan ataupun laporan tentang beredarnya buku IPS untuk SD tersebut di Lamongan, kalaupun ada, kami akan meminta buku tersebut tidak hanya direvisi, tapi ditarik dari peredaran,” katanya kepada wartawan, di sela-sela acara Forum Group Discussion tentang Refleksi Pendidikan di Lamongan, di SMPN 2 Lamongan, Kamis (14/12/2017).
Yuli mengungkapkan, penerbit buku IPS tersebut harus segera menarik buku yang sudah beredar. Pasalnya, buku IPS tersebut bisa membingungkan siswa yang mempelajarinya karena selama ini siswa di Indonesia tahunya ibukota Israel adalah Tel Aviv.
Selain itu, lanjut Yuli, beredarnya buku tersebut bisa semakin memanaskan situasi dunia seiring dengan pernyataan presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang juga menuai reaksi dunia.
“Kami tahunya tentang isi buku tersebut juga baru sebatas dari diskusi dan heran juga kenapa penerbit tersebut bisa menyebut Jerusalem sebagai ibukota Israel. Padahal, sesuai ketetapan PBB, Jerusalem itu kota bersama,” tegasnya.
Saat ini, lanjut Yuli, pihaknya juga tengah menjalin komunikasi dengan Dinas Pendidikan Lamongan untuk menelusuri ada tidaknya buku yang mengundang kontroversi tersebut di Lamongan. “Kami juga berkomunikasi dengan Diknas Lamongan mengenai hal ini,” bebernya.
Sementara itu, hasil rekomendasi dari FGD, lanjut Yuli, akan disampaikan kepada Bupati Lamongan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan full day school di Lamongan. “Kami menilai hasil rekomendasi ini akan bisa menjadi core atau ciri pendidikan karakter yang bisa diterapkan di Lamongan,” ujarnya.