FaktualNews.co

Pamit BAB, Kakek Markamin Ditemukan Mengapung di Sungai

Peristiwa     Dibaca : 1773 kali Penulis:
Pamit BAB, Kakek Markamin Ditemukan Mengapung di Sungai
FaktualNews.co/Syarief Abdurrahman/
Petugas saat melakukan identifikasi terhadap korban.

JOMBANG, FaktualNews.co – Markamin (70), seorang kakek asal Dusun Delik di Kecamatan Ngoro, Jombang, Jawa Timur, ditemukan mengapung di sungai tidak jauh dari rumahnya, Minggu (17/12/2017).

Kakek Markamin diduga meninggal dunia karena tenggelam saat terpeleset hendak membuang air besar di sungai sebelah barat rumah korban.

“Awalnya korban pamit ke anaknya Mariani untuk BAB ke sungai yang terletak 20 meter disamping rumah korban. Diperkirakan ketika sedang BAB korban terpeleset disungai dan aliran saat itu sungai mengalir sangat deras,” jelas Kapolsek Ngoro, AKP Achmad Chairuddin.

Curiga dengan korban yang tak kunjung pulang dari sungai, pihak keluarga dan tetangga korban langsung mencari-cari korban ke sungai. Namun, setelah diteriaki dan dicari beberapa saat sosok kakek Markamin belum diketahui keberadaannya.

Jenazah korban ditemukan oleh Rokhmin (49), seorang petani setempat. Ketika itu, saksi sedang menyemprot sawahnya. Saksi melihat ada sosok yang aneh di dekat sawah lalu mendekatinya. Betapa kagetnya, ternyata yang didekatinya tersebut adalah sesosok mayat.

“Korban ditemukan sudah dalam kondisi terapung sudah tidak bernyawa di sungai oleh saksi Rokhimin sedang menyemprot di sawah yang mau ditanam,” tambahnya.

Saksi, sebut Chairuddin, langsung melaporkan penemuan mayat tersebut kepada tiga pilar. Selanjutnya, dilaporkan ke Polsek Ngoro untuk di identifikasi lebih lanjut.

Dari olah TKP dan pemeriksaan luar terhadap jasat korban oleh tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban meninggal diduga karena kehabisan nafas saat tenggelam.

“Setelah diperiksa unit identifikasi Polres Jombang, Tim Medis Puskesmas Ngoro dan 3 pilar. Hasil identifikasi dan olah TKP disimpulkan korban meninggal karena tenggelam dan tidak ada bekas penganiayaan,” tegasnya.

Pihak keluarga menerima kematian korban sebagai musibah. Ini juga diperkuat dari keterangan bidan desa dan keluarga korban bahwa korban mempunyai riwayat sakit menua. Selain itu korban juga punya sakit darah rendah serta ikut progam kegiatan lansia.

“Korban langsung disemayamkan di rumah duka untuk segera dimakamkan. Keluarga juga membuat surat permohonan untuk tidak diotopsi serta sepengetahuan Kades setempat,” pungkas Chairuddin .

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i