Internasional

Pengungsi Rohingya Pilih Bunuh Diri Ketimbang Balik Ke Myanmar

SURABAYA, FaktualNews.co – Para pengungsi Rohingya di sejumlah kamp pengungsian di Bangladesh mengancam akan bunuh diri bila mereka dipaksa kembali ke Myanmar.

Itu adalah salah satu pesan yang terungkap dalam laporan Oxfam ( Oxford Committee for Famine Relie) yang dirilis Senin (18/12/2017) setelah melakukan wawancara dengan 208 pengungsi.

Lebih dari 647 ribu muslim Rohingya melarikan meninggalkan Myanmar dan menyelamatkan diri ke Bangladesh sejak adanya kekerasan militer pada Agustus lalu.

Warga desa dibantai, rumah-rumah mereka dirusak dan dibakar. Sementara para perempuan diperkosa secara bergantian, bayi-bayi mereka di bakar hidup-hidup.

Pada akhir November lalu pemerintah Bangladesh dan Myanmar bersepakat untuk memulai memulangkan para pengungai dalam dua bulan ke depan.

“Bila kita dipaksa kembali maka kita akan bakar diri,” kata salah satu pengungsi, Sanjida Sajjad kepada Oxfam.

Seorang berusia 65 tahun, Nur Ulum, juga bersikeras tidak aman untuk kembali ke kampung halamannya, di mana warga Rohingya tidak diakui kewarganegaraannya serta harus berhadapan dengan diskriminasi mayoritas.

“Memulangkan kami secara paksa itu tidak lebih baik dari melempakan kami ke sungai dan kemudian menguburnya,” kata Nur Ulum kepada Oxfam.

Para perempuan pengungsi mengatakan kepada Oxfam bahwa mereka merasa khawatir akibat kurangnya lampu penerangan di kamp. Juga takut ke toilet karena kunci kakus tidak berfungsi.

Kepala eksekutif Oxfam Australia, Helen Szoke mengatakan, krisis kemanusiaan mencapai pada titik yang mengkhawatirkan.