JOMBANG, FaktualNews.co – Komisaris Besar (Kombes) Polisi Syafi’in, mulai melakukan manuver strategis untuk melenggangkan langkahnya menuju percaturan Pemilihan Bupati (Pilbup) Jombang 27 Juni 2018. Salah satu langkah tersebut yakni mengadakan pertemuan dengan pimpinan DPC PDI P dan DPC Partai Hanura.
Partai Hanura sendiri punya dua kursi di DPRD Jombang. Jika berkoalisi dengan PDI Perjuangan yang punya sembilan kursi,sudah bisa dipastikan akan mengusung satu pasangan calon.
“Kita sudah ketemu Ketua DPC Partai Hanura Kartijo dan DPC PDI Perjuangan Marsaid di Hotel Yusro. Kita bahas berbagai isu lokal Jombang. Termasuk salah satunya masalah Pilbup Jombang,” jelasnya, Selasa (02/01/2018).
Gus Syafi’in tidak menampik jika pertemuan tersebut berkaitan dengan pemilihan Bupati Jombang 2018. Namun ia enggan menjelaskan secara rinci apa hasil pertemuan antara dirinya dan pimpinan partai.
Namun, ia menjelaskan sedikit hasil pertemuan yakni menghasilkan beberapa kesepakatan. Kesepakatan tersebut tertulis dalam sebuah kertas yang sampai sekarang belum jelas tempatnya.
“Untuk hasil pertemuan saya dengan pimpinan partai, akan diumumkan oleh ketua partai. Mereka lebih pantas dan berhak berbicara masalah ini,” bebernya.
Kini, Gus Syafi’in sudah mulai turun ke masyarakat secara langsung. Ia memanfaatkan masa libur panjang Natal dan tahun baru untuk mendengar langsung keluhan masyarakat. Ia menganggap itu sesuatu yang biasa, layaknya pulang kampung.
Baginya, untuk maju pada Pilkada syarat utamanya adalah permintaan dari masyarakat. Berdasarkan prinsip pribadinya, pemimpin harus lahir dari rakyat.
“Tahun baru kemarin saya merayakan bersama masyarakat Jombang. Kita masih berencana akan keliling 21 kecamatan se-Jombang untuk mendengar suara masyarakat bawah. Nanti saya ajak teman-teman,” katanya.
Ditanya soal keanggotaannya di Polri, Gus Syaf menyebutkan hal tersebut tinggal menunggu waktu. Dikarenakan Kapolri Jendral Tito Kanarvian sendiri sudah memberikan lampu hijau.
“Kalau mau maju ke atasan maka harus bawa rekom partai, kalau rekomnya dapat maka mudah tetapi kalau rekom tidak ada di tangan itu namanya bunuh diri,” pungkas Gus Syafi’in.