FaktualNews.co – Setelah buron selama hampir 15 tahun. Mantan bos Yakuza, Shigeharu Shirai berhasil ditangkap di Thailand, setelah foto tato miliknya viral di internet. Polisi menangkapnya saat ia tengah berbelanja di Lopburi.
Shigeharu Shirai, berusia 74 tahun, dicari pihak berwenang Jepang atas dugaan terlibat dalam penembakan seorang saingannya di Jepang pada tahun 2003.
Mantan bos sindikat kejahatan Jepang Yakuza ini kabur ke Thailand. Di negara tempat persembunyiannya ini ia membangun kehidupan baru, dan menikahi seorang perempuan Thailand.
Dikutip FaktualNews.co dari DW.com pada Jumat (12/1/2018). Di tempatnya yang baru, tidak ada seorangpun yang tahu masa lalu pendatang dari Jepang ini, sampai seorang warga Thailand memajang foto Shirai di Facebook. Dalam postingannya, pecinta tato ini juga menulis bahwa pria Jepang dalam foto merupakan “idolanya”, dan ia juga berharap “bisa setampan pria itu jika ia sudah tua”.
Dalam foto, tampak Shigeharu Shirai tengah bermain dam di pinggir jalan di Lopburi, sekitar 150 km dari Bangkok. Foto tersebut juga memperlihatkan punggungnya yang dihiasi tato geng Yakuza, serta jari kelingkingnya yang hilang. Foto-foto tersebut viral di media sosial dan menarik perhatian polisi Jepang, dan kemudian meminta kepolisian Thailand untuk menangkapnya.
“Tersangka mengakui bahwa dia adalah pemimpin subkelompok Yakuza Kodokai,” dikatakan juru bicara polisi Thailand Jenderal Wirachai Songmetta, mengacu pada afiliasi kelompok Yakuza terbesar Jepang, Yamaguchi-gumi.
Shigeharu Shirai dituduh menembak mati bos faksi saingannya. Tujuh anak buahnya telah ditangkap dan diganjar hukuman penjara 12 sampai 17 tahun.
“Tersangka belum mengaku melakukan pembunuhan. Namun telah mengakui bahwa korban dulu mengancam dia,” ditambahkan juru bicara polisi Thailand.
Selama di Thailand Shigeharu Shirai menjalani kehidupan “sederhana”, dikatakan pihak kepolisian. Setiap tahunnya ia menerima dua atau tiga kali kunjungan dari seorang pria Jepang. Kepolisian memperkirakan, Shigeharu Shirai tiba di Thailand pada tahun 2005. Tanpa paspor dan visa, secara resmi ia ditangkap karena memasuki Thailand secara illegal. Ia akan diekstradisi ke Jepang untuk menghadapi tuntutan pembunuhan.
Yakuza, yang mulai muncul di Jepang pada abad ke-17, berubah menjadi organisasi kriminal multi-miliar Dolar. Berbagai bisnis ilegal mereka jalankan, mulai dari perjudian, perdagangan narkoba dan pelacuran hingga peminjaman uang dengan bunga tinggi, pemerasan dan kejahatan kerah putih.
Mereka dianggap sebagai kelompok kejahatan yang diperlukan untuk “menjaga ketertiban di jalanan dan menyelesaikan sesuatu dengan cepat “. Tidak seperti mafia Italia atau triad Cina, Yakuza merupakan organisasi legal dan setiap kelompok memiliki markas sendiri yang diawasi penuh oleh kepolisian Jepang.